Petani Tembakau Jombang Mengeluh Harga Merosot di Tengah Kemarau Basah

oleh -123 Dilihat
WhatsApp Image 2025 10 11 at 10.11.45 AM
Petani tembakau utara Brantas Jombang (istimewa)

KabarBaik.co – Harga jual tembakau di Jombang mengalami penurunan signifikan akibat dampak fenomena kemarau basah yang menurunkan kualitas panen. Para petani pun mengeluhkan kondisi ini karena berdampak langsung pada pendapatan mereka.

Berdasarkan data Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jombang, harga tembakau kering yang sebelumnya mencapai Rp 40 ribu per kilogram kini hanya sekitar Rp 37 ribu. Sedangkan harga tembakau basah merosot dari Rp 4.000 menjadi Rp 2.800 per kilogram.

Ketua DPC APTI Jombang Lasiman membenarkan tren penurunan tersebut. Menurutnya, curah hujan yang masih tinggi meski sudah memasuki musim kemarau menyebabkan kadar air daun tembakau meningkat.

“Kondisi cuaca yang tidak menentu membuat kadar air di daun meningkat, sehingga mempengaruhi kualitas dan harga jual,” kata Lasiman

Namun berbeda dengan pandangan petani, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, M. Rony, menyebut harga tembakau masih dalam kondisi baik, terutama untuk jenis tembakau basah.

“Secara umum harga masih bagus. Hanya saja memang kualitas daun menurun akibat curah hujan di musim kemarau ini,” ujar Rony melalui pesan WhatsApp yang diterima pada Sabtu (11/10).

Ia bahkan menyebut harga tembakau basah masih di kisaran Rp 5 ribu per kilogram, berbeda dari yang disampaikan APTI.

Rony juga menyoroti belum adanya skema asuransi pertanian untuk tembakau, karena kewenangannya berada di pemerintah pusat. Saat ini, asuransi pertanian baru berlaku untuk tanaman padi.

“Kewenangan itu ada di pemerintah pusat. Saat ini, asuransi pertanian baru berlaku untuk padi, belum untuk tembakau,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi dampak kemarau basah, Dinas Pertanian mengimbau petani agar mulai mengubah pola tanam. Salah satu saran yang diberikan adalah menanam palawija sebagai alternatif saat musim kemarau yang masih disertai hujan.

Selain itu, petani juga diminta memperbaiki sistem drainase lahan dengan menggali parit lebih dalam, sekitar 40–50 sentimeter, guna mencegah genangan air yang dapat merusak tanaman.

Sebagai langkah konkret, pada Maret 2026 mendatang, Pemkab Jombang bersama APTI akan menggelar tanam perdana tembakau di Desa Wadung, Kecamatan Kabuh. Kegiatan ini rencananya juga akan dihadiri oleh Kepala BMKG Malang yang akan menjelaskan fenomena kemarau basah dan dampaknya terhadap pertanian.

Sementara itu, Sekretaris Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jombang, Hasan Sholahudin, menilai pemerintah perlu memberikan perlindungan yang lebih menyeluruh bagi petani, tak hanya melalui asuransi.

“Asuransi pertanian itu penting, tapi jangan berhenti di situ. Pemerintah juga perlu memastikan hasil panen petani bisa terserap pasar dengan harga layak,” tegasnya.

Hasan menambahkan sistem pertanian terpadu yang menggabungkan perlindungan risiko dan jaminan distribusi hasil panen adalah solusi ideal agar petani tidak terus menjadi pihak yang paling dirugikan saat harga turun. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Teguh Setiawan
Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.