KabarBaik.co – Yayasan Pendampingan dan Bantuan Hukum Indonesia (YPBHI) bersinergi dengan Jajaran satuan Reserse Polres Tuban berhasil mendamaikan dua masa yang terlibat aksi tawuran pada malam takbiran idul Fitri lalu di wilayah hukumnya.
Kejadian tersebut terjadi di Desa Prambontergayang Kecamatan Soko Tuban pada malam takbiran idul fitri bulan lalu.
Menurut Dwi Eko Prastiawan advokat YPBHI selaku kuasa Hukum Desa Prambontergayang mengatakan, kejadian bermula ketika malam takbiran berlangsung. Sekitar pukul 02.30 WIB (10/4) dimana sejumlah pemuda yang merupakan kelompok dari Kecamatan luar diduga terpengaruh oleh Miras melakukan konvoi dan memprovokasi pemuda desa prambontergayang pada malam dini hari.
“Dengan adanya provokasi dari pemuda tersebut, para pemuda desa yang pada saat itu sedang berada di timur masjid untuk melakukan ronda malam merasa terganggu dan terjadilah perselisihan hingga perkelahian antar dua kubu,” ujar Eko.
Dari perkelahian tersebut, terdapat tiga pemuda yang ikut serta dalam rombongan konvoi tertinggal dan menjadi korban luapan emosi yang dilakukan oleh para pemuda desa Prambontergayang.
Ketiga korban mengalami luka yang cukup serius sehingga oleh warga sekitar dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Selang beberapa hari, sejumlah pemuda prambontergayang dilaporkan ke polres Tuban dengan laporan tindak pidana kekerasan yang dialami oleh tiga pemuda tersebut.
Ms Eko sapaan akrab selaku kuasa hukum desa prambontergayang membenarkan kejadian Tersebut
Menurutnya apa yang dilakukan oleh warga desa prambon memang perbuatan melawan hukum yang terjadi spontanitas karena terpancing provokasi dan perbuatan tersebut tidak dibenarkan menurut hukum.
Namun pihaknya terus bersinergi dengan pihak kepolisian berharap memberikan jalan tengah sehingga perkelahian antar dua kubu tersebut tidak berlarut sehingga tidak meluas.
Mediasi antar dua kubupun sering dilakukan, namun beberapa kali beda pendapat menjadikan mediasi yang dibangun berjalan dengan alot.
“Saya mewakili seluruh Tim selaku kuasa hukum dari desa prambontergayang sangat menyesalkan kejadian tersebut, dan kami tim kuasa hukum terus bersinergi dengan pihak kepolisian mencoba melakukan mediasi yang awalnya berjalan alot antara pihak pelapor dan pihak terlapor,” ujar Dwi Eko Prastiawan.
Sementara itu Satuan Reserse polres tuban juga sempat melakukan pemanggilan terhadap sejumlah warga yang diduga mengetahui keributan di malam takbiran tersebut untuk dimintai keterangan sebagai saksi.
Namun demikian upaya Restorative Justice masih menjadi pilihan pertama dalam menyelesaikan permasalahan ini.
Pada hari Senin (20/5) Polres Tuban Bersama YPBHI selaku tim kuasa hukum desa Prambontergayang berhasil mendamaikan dua kubu yang terlibat pertengkaran ini. Menurut AKP Rianto, selaku Kasatreskrim Polres tuban mengantakan kedua belah pihak sudah dipertemukan dan dilakukan mediasi di polres tuban.
Selain Itu Kasatreskrim juga menjelaskan hasilnya pertemuan diantara dua kubu yaitu di kembalikannya hak para korban oleh terlapor, sehingga pihak pelapor mencabut laporan di Polres Tuban dan kedua belah pihak sudah ada kesepakatan bersama sehingga proses mediasi berjalan dengan lancar.
“Iya mas benar, jadi pelaku sudah menyanggupi permintaan korban dan pelaku juga sudah mengembalikan hak-hak nya korban, sehingga pihak korban sudah mencabut laporanya,” ujar AKP Rianto, Rabu (22/5).
Ia mengimbau agar seluruh masyarakat agar tidak mudah terprovokasi hal-hal yang membuat keresahan di masyarakat sehingga ini bisa menjaga pembelajaran bagi semuanya.(*)
