KabarBaik.co – Seorang pria tanpa identitas tewas tertabrak kereta api di jalur rel Desa Gumirih, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (4/10) sore kemarin. Korban meninggal di tempat dan jenazahnya telah dievakuasi ke rumah sakit setempat.
Korban diperkirakan berusia sekitar 64 tahun. Saat ditemukan, ia mengenakan pakaian atasan berwarna hitam-ungu dan celana pendek hitam. Warga sekitar mengaku tidak mengenali korban, yang diduga bukan penduduk setempat.
Kapolsek Singojuruh AKP Achmad Rudy mengatakan, korban pertama kali ditemukan oleh seorang saksi dalam kondisi tergeletak di area persawahan dekat rel kereta api. Tubuhnya mengalami luka parah di bagian kepala dan beberapa bagian tubuh lainnya.
“Seorang saksi melihat korban sudah tergeletak kaku di pematang sawah dengan posisi tengkurap. Setelah itu, saksi meminta bantuan warga dan melapor ke polisi,” ujar AKP Rudy.
Polisi yang tiba di lokasi segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil penyelidikan sementara, korban diduga meninggal dunia akibat tertabrak kereta api.
“Diduga korban tertabrak oleh KA Mutiara Timur yang sedang melaju menuju Stasiun Rogojampi,” kata Rudy.
Pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember membenarkan adanya insiden tersebut. KA Mutiara Timur relasi Surabaya Pasar Turi–Ketapang diketahui mengalami insiden di Km 65+2 petak jalan Temuguruh–Singojuruh.
“Kereta api tertemper seorang pejalan kaki tanpa identitas,” kata Manager Hukum dan Humas Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro.
Menurut Cahyo, sebelum kejadian masinis sudah membunyikan suling lokomotif berulang kali sebagai tanda peringatan. Namun korban diduga tidak mendengar atau tidak mengindahkan peringatan tersebut.
“Karena posisi korban sudah terlalu dekat dengan jalur, tabrakan tidak bisa dihindari,” jelasnya.
Setelah insiden, KA Mutiara Timur sempat berhenti selama sekitar 15 menit untuk pemeriksaan keamanan. Setelah dinyatakan aman, perjalanan kereta dilanjutkan kembali menuju Ketapang.
Cahyo mengimbau masyarakat agar selalu berhati-hati dan tidak beraktivitas di sekitar rel kereta api. “Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Jalur kereta bukan tempat berjalan kaki atau beraktivitas. Kereta memiliki jalur tetap dan tidak bisa berhenti mendadak. Siapa pun yang berada di sekitar rel berisiko mengalami kecelakaan fatal,” tegasnya.(*)