KabarBaik.co- Tragedi keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) masih saja terus berulang. Kali ini, kabar pilu datang dari Sragen. Kasus dugaan keracunan massal terjadi di Gemolong, Sragen, itu membuat resah publik. Jumlah korban melonjak drastis hingga mencapai 365 orang dari 10 sekolah.
Kejadian itupun memaksa DPRD Sragen turun tangan dengan serius. Komisi IV DPRD bahkan menggelar rapat darurat pada Kamis (14/8) untuk menguak kejanggalan di balik insiden tersebut. Rapat itu dihadiri oleh pengelola SPPG Mitra Mandiri Gemolong-1, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), serta Dinas Kesehatan (Dinkes).
Pertemuan itu berjalan dengan tensi tinggi. Ketua Komisi IV DPRD Sragen, Sugiyamto, dengan tegas mendesak agar hasil uji laboratorium segera keluar untuk memastikan penyebab keracunan. Ia juga menyoroti prosedur penyimpanan bahan makanan di dapur SPPG.
“Kami belum bisa menyalahkan siapa pun, tapi kami perlu tahu apakah ada kelalaian dalam pengelolaan makanan,” ujar Sugiyamto.
Tak hanya itu, DPRD Sragen berencana melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dapur SPPG untuk melihat langsung proses pengolahan dan penyimpanan makanan. Langkah ini diambil untuk mengungkap fakta baru dan mencegah peristiwa serupa terulang.
Sekretaris Komisi IV DPRD Sragen, Pujono Elli Bayu Effendi, juga merasa ada kejanggalan. Ia heran bagaimana 3.800 porsi makanan yang disajikan serentak hanya menimbulkan dampak pada sebagian kecil siswa. Ia menduga adanya kontaminasi eksternal atau bahan makanan yang tidak layak pakai.
Sementara itu, Kepala Dapur SPPG Gemolong, Aditya Ari Wibowo, mengklaim bahwa prosedur pengelolaan makanan sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan diawasi oleh ahli gizi. Dia menegaskan, dua sampel makanan disimpan selama 48 jam dan bahan makanan diatur kelembabannya menggunakan freezer dan chiller.
Kepala Dinas Kesehatan Sragen, Udayanti Proborini, menjelaskan lonjakan jumlah korban terjadi karena laporan susulan dari beberapa sekolah. Udayana memastikan bahwa puskesmas tetap siaga 24 jam dan tim dari Kementerian Kesehatan juga akan turun tangan untuk investigasi lebih lanjut.
Sebagai respons, Badan Gizi Nasional (BGN) telah menghentikan sementara penyaluran MBG di Sragen hingga penyebab keracunan diketahui secara pasti. BGN juga mengeluarkan SOP baru yang menekankan agar waktu distribusi dan penyimpanan makanan tidak melebihi 4 jam.
Kasus ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak terkait, khususnya dalam memastikan keamanan dan kualitas pangan untuk anak-anak, agar program yang sejatinya bertujuan baik tidak justru menimbulkan bahaya. (*)