KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten Gresik menyambut baik gagasan Komisi II DPRD yang mendorong keterlibatan petani dan nelayan lokal dalam program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kabid Bina Pemdes DPMD yang juga Plt Kabid Koperasi UMKM Diskoperindag Rian Pramana Suwanda, menegaskan pihaknya siap menindaklanjuti dorongan tersebut. “Nggeh segera,” ujarnya singkat saat dimintai tanggapan, Senin (6/10).
Komisi II DPRD Kabupaten Gresik menilai program MBG bukan sekadar intervensi gizi bagi masyarakat, tetapi juga peluang besar untuk menggerakkan roda ekonomi lokal.
Anggota Komisi II DPRD Gresik Muhammad Kurdi, menyebut potensi perputaran dana MBG di daerah dapat mencapai skala triliunan rupiah per tahun, sehingga pemerintah daerah harus menyiapkan regulasi agar pasokan bahan makanan melibatkan petani, nelayan, dan pelaku UMKM lokal.
“Harusnya daerah membuat regulasi dengan menjalin hubungan dengan para pengelola dapur, supaya nanti suplai bahan makanan, sayuran pokoknya menunya MBG itu melibatkan petani lokal. Pokoknya menu-menunya itu bisa diambilkan dari UMKM lokal sehingga bisa mendongkrak ekonomi lokal,” katanya.
Kurdi menegaskan, menu MBG semestinya bersumber dari bahan pangan lokal, mulai dari beras petani Gresik, telur peternak setempat, hingga ikan hasil tangkapan nelayan Gresik.
Ia menjelaskan ada beberapa opsi untuk merealisasikan itu, salah satunya melalui skema kepala dapur MBG yang menjalin kerja sama dengan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang nantinya KDMP dapat mengoordinasikan suplai bahan pangan dari hulu ke dapur MBG.
“SPPG bisa bekerjasama dengan kopdes merah putih, maka nanti kopdes merah putih ini harus mengkoordinir pasokan suplainya dari petani, peternak, nelayan lokal. Itu bagus. Pokoknya nanti kita dorong supaya potensi anggaran MBG ini bisa diambil peluangnya oleh daerah untuk pemberdayaan ekonomi lokal,” ujarnya.
Potensi yang ia maksud memang tak kecil. Dengan target sekitar 100 dapur MBG di Kabupaten Gresik, ia memperkirakan perputaran dana bisa mencapai Rp5 miliar per hari di Gresik, setara Rp 105 miliar per bulan, atau sekitar Rp 1,2 triliun per tahun.
“Itu kan potensi yang sangat besar ya. Putaran itu bagaimana bisa mendongkrak ekonomi lokal. Jadi nggak perlu jauh-jauh ngambil telurnya, nggak usah keluar Gresik,” jelasnya.
Meski demikian, ia menginformasikan bahwa hingga kini dapur MBG yang beroperasi di Kabupaten Gresik baru sekitar 12 hingga 18 unit yang masih jauh dari target sekitar 100–120 dapur. Setiap dapur MBG diperkirakan membutuhkan 50 relawan dapur, sehingga jika target tercapai 100 dapur, maka akan terbuka sekitar 5.000 peluang kerja di Kabupaten Gresik.
“Kan tadi saya ngomong ada 100 dapur, 1 dapur itu 50 orang relawan dapur. Itu kalau dikali 100 berarti sudah ada 5 ribu relawan. Itu kalau ada 100 dapur di Gresik ya, ada 5 ribu lowongan kerja relawan dapur,” tandasnya.(*)