Puluhan Ribu Warga Salat Id di Masjid Agung Surabaya, Ini Pesan Prof M. Nuh saat Khutbah

oleh -300 Dilihat
IMG 20250606 WA0012
Puluhan ribu jemaah dari berbagai daerah memadati Masjid Agung Surabaya untuk salat Ied.

KabarBaik.co – Peringatan keras namun penuh makna disampaikan Prof. Mohammad Nuh saat menjadi khotib Salat Idul Adha 1446 H di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), Jumat pagi (6/6). Di hadapan puluhan ribu jemaah, mantan Menteri Pendidikan era 2009–2014 itu mengungkapkan fakta yang mencengangkan: umat saat ini tengah mengalami defisit kebaikan.

“Ada tiga cara terbaik yaitu memohon ampunan kepada Allah, memohon kasih sayang Allah, dan memperbanyak amal sholeh, termasuk ibadah kurban dan ibadah sosial lainnya,” kata Mohammad Nuh dalam khutbah bertema “Memperkuat Kepemimpinan dan Kepengikutan untuk Kemaslahatan Ummat”.

Salat Idul Adha dihadiri Plt Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Sekdaprov Adhy Karyono, serta diikuti sekitar 40 ribu jamaah. Bertindak sebagai imam adalah KH Abdul Hamid Abdullah.

Dalam khutbahnya, Ketua Majelis Wali Amanat ITS itu menggarisbawahi pentingnya bersyukur dalam segala keadaan. Menurutnya, tidak semua orang mampu bersyukur dengan benar sebagaimana disebut dalam QS As Saba’ ayat 13.

“Bersyukur itu bukan hanya atas pemberian nikmat, tetapi juga atas dihilang-hindarkan dari musibah. Kita sendiri tidak tahu musibah apa yang sebenarnya akan terjadi, dan betapa banyak musibah yang semestinya terjadi, tetapi Allah telah hindar-hilangkan musibah itu, karena itu mari kita bersyukur dalam keadaan apapun,” katanya.

Dalam pandangannya, ada dua golongan hamba: yang selalu bersyukur dalam segala kondisi (Asy-Syakur) dan yang hanya bersyukur saat menerima nikmat (Asy-Syakir). Ia menegaskan bahwa nikmat seringkali baru dirasakan nilainya ketika telah tercabut.

“Karena itu, tepat sekali apa yang disampaikan oleh Ibnu Athoillah: Orang yang tidak mengetahui nilai nikmat saat memperolehnya, ia akan mengetahui ketika sudah lepas dari dirinya (hilang),” katanya, mengutip Ibn Atha’illah dalam Al-Hikam (199).

*Dosa Sosial Picu Defisit Kebaikan*

Mohammad Nuh menyebut bahwa defisit kebaikan terjadi karena ketimpangan antara banyaknya nikmat yang diterima dan minimnya amal kebajikan yang dilakukan. Bahkan, tidak jarang nikmat tersebut disalahgunakan untuk hal yang tidak semestinya.

“Keabaian terhadap masalah sosial seperti tidak peduli terhadap nasib anak yatim, fakir dan miskin serta keengganan untuk menyelesaikan persoalan sosial yang mendasar seperti kecukupan pangan, dikategorikan sebagai ‘dosa’ sosial atau bahkan sebagai pendusta agama, yang diingatkan Allah SWT dengan bahasa yang sangat keras dalam QS Al Ma’un: ayat 1-3,” ujarnya.

Solusi yang ditawarkan adalah memohon ampunan, kasih sayang Allah, dan memperbanyak amal sholeh, khususnya ibadah sosial.

“Intinya adalah semangat berkurban. Dengan memperbanyak ibadah sosial, diharapkan bisa mengurangi defisit kebaikan, bahkan bisa menjadi deposito kebaikan, yang pada suatu saatnya akan bisa dicairkan (sebagai wasilah) untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang kita hadapi,” tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Yudha
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.