KabarBaik.co – Gelombang penolakan terhadap tayangan program Xpose Uncensored Trans7 terus meluas. Ratusan santri yang tergabung dalam Santri Malang Menggugat menggelar aksi damai di depan Balai Kota Malang, Rabu (15/10). Mereka menilai tayangan tersebut telah melecehkan pesantren dan kiai, terutama Pondok Pesantren Lirboyo.
Aksi yang diikuti sekitar 400 orang ini juga dihadiri sejumlah tokoh, seperti mantan Wali Kota Malang Sutiaji, beberapa anggota DPRD Kota Malang dan Jawa Timur dari Fraksi PKB, hingga Wali Kota Malang Wahyu Hidayat yang turut hadir di tengah massa.
Dalam aksi itu, massa membawa spanduk besar bertuliskan “Cabut Izin Trans Corps #BoikotTrans7” dan meneriakkan seruan agar Trans7 ditutup.
Koordinator Santri Malang Menggugat, Fairouz Huda, menegaskan bahwa tayangan Trans7 tersebut telah mencederai marwah pesantren dan menggiring opini negatif terhadap dunia pendidikan keagamaan di Indonesia.
“Kami menilai Trans7 sudah menjadi corong kebencian dan penyebar fitnah, khususnya terhadap kalangan pesantren. Karena itu, kami mendesak izin siarnya dicabut,” tegas Fairouz di sela aksi.
Ia juga menekankan bahwa kasus ini tidak bisa dianggap remeh dan harus diusut secara hukum. “Ini tidak perlu berbelit-belit. Gunakan Undang-Undang ITE atau aturan lain yang relevan. Pihak berwenang harus segera menangkap pihak yang terlibat dalam pembuatan tayangan tersebut,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga meminta agar production house (PH) yang bekerja sama dengan Trans7 dalam tayangan tersebut dibekukan, karena dinilai turut bertanggung jawab atas munculnya konten yang melecehkan pesantren.
Fairouz juga mendesak agar Trans7 segera membuat program tematik khusus tentang kehidupan pesantren, sebagai bentuk pemulihan nama baik dan marwah kiai serta santri. “Trans7 harus membuat tayangan yang mengangkat kehidupan pesantren yang sebenarnya, untuk mengembalikan citra kiai, santri, dan lembaga pesantren di mata publik,” tandasnya.
Aksi damai yang berlangsung tertib itu menunjukkan bahwa kekecewaan kalangan santri terhadap media mainstream semakin serius, meski pihak Trans7 sebelumnya telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. (*)