Refleksi Kehidupan dari Panggung Petra Theatre, Going Home dan Customer is King

oleh -421 Dilihat
petra
Petra Theatre sukses menggelar dua pementasan bertajuk "Going Home" dan "Customer is King"

KabarBaik.co – Petra Theatre sukses menggelar dua pementasan bertajuk Going Home dan Customer is King. Keduanya menghadirkan refleksi mendalam tentang nilai-nilai hidup dan realitas sosial, memikat ratusan penonton yang memenuhi Petra Performance Hall pada beberapa waktu lalu.

Acara ini dipersembahkan oleh mahasiswa dan alumni English for Creative Industry (ECI) Universitas Kristen Petra (UK Petra), yang juga bekerja sama dengan Program Studi Desain Interior untuk merancang set panggung. Dengan narasi yang kuat dan eksekusi yang matang, kedua drama tersebut membawa pesan mendalam yang membekas di hati penonton.

Pementasan pertama, “Going Home”, digelar pukul 16.00-17.00 WIB. Drama ini menceritakan konflik antara Renata dan ibunya, Suryani, yang memiliki pandangan berbeda mengenai keimanan. Suryani selalu menekankan pentingnya mendekatkan diri kepada Tuhan, namun di balik itu menyimpan luka dan dendam yang belum terobati.

Sementara itu, Renata memandang nilai-nilai keagamaan tidak hanya sebatas ritual ibadah, tetapi harus tercermin dalam sikap saling menghargai dan berbuat baik kepada sesama. Ketegangan memuncak saat Suryani mengaku mendapatkan firasat bahwa ia akan meninggal dalam tiga hari, membuka perjalanan penuh makna tentang iman yang hidup dan kasih terhadap sesama.

“Saya merasa sangat tertantang menjadi sutradara untuk pertama kalinya, namun proses ini memberikan banyak pelajaran berharga,” ujar Olivia Agatha, sutradara Going Home yang merupakan alumni ECI angkatan 2018, Selasa (17/6). Set panggung sederhana namun simbolis, seperti ruang tamu berdinding putih dengan ornamen salib dan pintu warna-warni, berhasil memperkuat pesan drama ini.

Pada pukul 19.00 WIB, drama kedua, “Customer is King”, membawa penonton menyelami sisi gelap profesionalisme di dunia kerja. Drama ini bercerita tentang Helga, seorang resepsionis hotel yang harus menghadapi tekanan sistem kerja yang menuntut efisiensi tanpa mempertimbangkan empati.

Dilema muncul saat Helga bertemu seorang tamu hotel yang ingin mengakhiri hidupnya. Ia dihadapkan pada pilihan sulit: tetap mematuhi sistem untuk menjaga kariernya, atau mengambil risiko kehilangan pekerjaan demi menyelamatkan tamu tersebut.

“Cerita ini bukan hanya fiksi, tetapi juga cerminan realitas yang sering saya temui,” ungkap Saranietha Kadang, sutradara Customer is King. Ia menggunakan lonceng resepsionis hotel sebagai simbol tekanan sistem kapitalis, yang mengubah profesionalisme menjadi tuntutan tanpa ruang untuk empati.

Drama ini berhasil mengundang tepuk tangan meriah dari penonton. Pesannya yang kuat membuat banyak orang merenung, “Apa yang akan kita pilih jika berada di posisi Helga: kapitalisme atau humanisme?”

Kedua pementasan ini menunjukkan kualitas karya generasi muda seperti Olivia Agatha dan Saranietha Kadang. Dengan kreativitas dan dedikasi mereka, seni teater di Indonesia tetap relevan dan hidup. Karya-karya ini menjadi bukti nyata bahwa teater tidak hanya menghibur, tetapi juga mampu menyampaikan pesan moral yang mendalam.

Petra Theatre terus berkomitmen menjadi ruang kreatif bagi generasi muda untuk berkarya dan menginspirasi. Pementasan seperti “Going Home” dan “Customer is King” membuktikan bahwa seni peran dapat menjadi medium refleksi yang menyentuh hati dan pikiran.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.