Ribuan Petani di Banyuwangi Rela Antre Demi Dapatkan Pupuk Nonsubsidi Murah

oleh -189 Dilihat
Sejumlah petani di Banyuwangi antre demi mendapatkan pupuk murah dalam gelaran Gebyar Diskon Pupuk

kabarbaik.co – Ribuan petani mengantre di gudang penyangga lini III di Desa/Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Sabtu (3/2/2024).

Mereka mengantre demi mengikuti Gebyar Diskon Pupuk yang diselenggarakan oleh Petrokimia Gresik. Dalam kegiatan tersebut pupuk nonsubsidi mendapatkan potongan harga hingga 40 persen.

Pupuk nonsubsidi yang didiskon di antaranya jenis Urea dan NPK Phonska. Masing-masing berukuran 25 kilogram.

Mereka yang mengantre sebelumnya telah terdata di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan terdaftar di e-RDKK.

Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih yang hadir dalam acara tersebut mengatakan gebyar diskon pupuk tersebut menjadi komitmen pemerintah terhadap sektor pertanian.

Program itu digelar di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya di Banyuwangi.

Di Bumi Blambangan, gebyar diskon pupuk menyediakan kuota pupuk non subsidi dengan harga murah sebanyak 5.000 paket.

“Pemerintah membantu para petani memperoleh pupuk dengan mudah guna mendukung program percepatan musim tanam pada awal tahun 2024,” ungkap Digna.

Presiden Joko Widodo memerintahkan alokasi anggaran subsidi pupuk yang setiap tahunnya dialokasikan sekitar Rp 25 triliun untuk membantu petani mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau. Pada tahun 2024, Pemerintah berencana menambah alokasi subsidi pupuk sebesar Rp 14 triliun.

Baca juga:  Balap Liar di Jalan Perkebunan Kalibendo Banyuwangi, Polisi Amankan 9 Motor

Di Banyuwangi Digna mendapat usulan dari Pemkab setempat yang meminta kegiatan serupa digelar setiap 3 bulan sekali. Digna mengatakan usulan itu akan ditampungnya untuk dibahas dengan pejabat berwenang yang ada di Jakarta.

“Kalau minta per tiga bulan nanti saya usulkan ke yang berwenang di Jakarta. Syukur syukur kalau nanti bergilir per kabupaten kota,” terangnya.

Sementara Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Banyuwangi Dwi Yanto mengungkapkan, gebyar diskon pupuk yang digelar oleh Pupuk Indonesia tersebut menjadi solusi baik atas kesulitan pupuk yang kerap dihadapi oleh petani di Banyuwangi.

Hal tersebut terjadi lantaran kuota pupuk subsidi yang tidak mencukupi. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memberi apresiasi atas diskon harga pupuk tersebut.

“Alhamdulillah yang nonsubsidi hari ini juga diberikan diskon dari harga Rp. 450ribu ke harga Rp. 270ribu ini sudah luar biasa,” kata Dwi Yanto.

Baca juga:  Masuki Bulan Sya'ban, Masyarakat Cungking Banyuwangi Gelar Tradisi Resik Lawon

Ia berharap, gebyar diskon pupuk bisa digelar setiap 3 bulan sekali. Meski demikian, ia juga menegaskan adanya upaya mencukupkan pupuk di Banyuwangi melalui program Rumah Pelayanan Pupuk Alternatif (RUPA) yang telah dianggarkan melalui APBD.

“Kami sudah berkomunikasi kepada petani yang kami mohon nanti bisa berkoordinasi dengan mitra-mitra, agar nanti bisa memproduksi pupuk yang sifatnya ramah lingkungan yaitu organik tapi,” tegas Dwi Yanto

“Nanti kita melaksanakan edukasi bersama-sama mudah-mudahan di bawah naungan yang ibu pimpin mudah-mudahan masyarakat juga sudah memiliki kesadaran bahwa pupuk organik juga memiliki hak yang sama termasuk juga kompos yang kita ciptakan,” tambahnya.

Plt Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Ilham Juanda menambahkan, petani sangat antusias menyambut program gebyar diskon pupuk nonsubsidi ini.

Bahkan pantauan di lapangan, memang ribuan petani rela antre demi membawa pulang dua karung pupuk nonsubsidi yang dijual dengan harga miring ini.

Baca juga:  Imlek 2024, Klenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi Pakai Warna Jubah Khusus untuk Dewa

“Gebyar diskon pupuk ini membantu petani, karena kita tahu terjadi pembatasan pengurangan kuota pupuk subsidi oleh Pemerintah,” bebernya.

Khusus di Banyuwangi, kata Ilham, para penerima diskon disinkronkan dengan data Unit Gawat Darurat (UGD) Kemiskinan. Sehingga betul-betul tepat sasaran.

“Jadi penerimanya buruh tani yang luasannya maksimal setengah hektar atau yang hanya menggarap tanah garapan,” tuturnya.

Salah satu petani, Didik Sujadmiko, petani mengaku senang dengan program tersebut. Meski begitu, ia menyayangkan jatah yang terbatas, satu petani hanya diberi jatah satu paket pupuk urea.

“Bagus sebenarnya, tapi sayang cuma satu sak,” katanya.

Menurut Didik, harga pupuk non subsidi terhitung mahal yakni diangka Rp. 450ribu per 50 kg. Sementara harga pupuk subsidi sebesar Rp. 130ribu per 50 kg. Ia berharap, pemerintah kembali mengkaji harga pupuk non subsidi mengingat kuota pupuk subsidi tidak mampu memenuhi kebutuhan petani. (Ikhwan)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.