KabarBaik.co – Laporan evakuasi yang masuk ke Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Blitar sepanjang tahun ini menunjukkan bahwa gangguan hewan masih menjadi persoalan utama di sejumlah wilayah.
Dari berbagai jenis penanganan non-kebakaran yang diterima, sarang tawon tercatat sebagai kasus paling sering dilaporkan warga.
Kasi Pemadaman, Penyelamat, dan Sarana Prasarana Satpol PP dan Damkar Tedi Prasojo, mengungkapkan bahwa selama satu tahun terakhir timnya menangani 213 evakuasi non-kebakaran. Lebih dari separuhnya berkaitan dengan pengangkatan sarang tawon.
“Ada 107 laporan sarang tawon dalam kurun setahun,” ujar Tedi, Selasa (2/12).
Ia menjelaskan, peningkatan laporan biasanya terjadi saat pancaroba, ketika populasi tawon lebih agresif dan sering membangun sarang dekat permukiman. Dalam beberapa bulan, jumlahnya bahkan bisa menyentuh belasan hingga puluhan laporan.
Setelah sarang tawon, kategori laporan terbanyak berikutnya adalah evakuasi ular. Total 65 kasus ditangani Damkar, sebagian besar terjadi ketika musim hujan berkepanjangan membuat habitat ular berubah.
“Pengamanan lokasi menjadi prosedur wajib sebelum petugas memindahkan hewan,” kata Tedi.
Jenis laporan lain yang juga cukup rutin diterima antara lain kucing terjebak dengan 20 penanganan, serta permintaan bantuan teknis untuk melepas cincin sebanyak 11 kasus. Sementara itu, evakuasi biawak tercatat 7 laporan dan penyelamatan manusia dalam kondisi darurat sebanyak 3 laporan.
Beberapa kategori lain yang lebih jarang terjadi, seperti monyet masuk permukiman maupun kendaraan warga yang terkunci, masing-masing hanya satu laporan. Meski jumlahnya kecil, Tedi memastikan penanganan dilakukan dengan prosedur keselamatan penuh.
Menurutnya, banyaknya laporan yang masuk menunjukkan bahwa masyarakat semakin memahami pentingnya meminta pertolongan petugas terlatih ketika berhadapan dengan situasi berisiko.
“Setiap laporan kami tangani 24 jam. Keselamatan warga menjadi prioritas utama,” tegasnya.(*)
