Satgas Pangan Sidak Ritel Kota Batu, Temukan Dugaan Beras Premium Tak Sesuai Mutu

oleh -87 Dilihat
WhatsApp Image 2025 07 25 at 14.09.01 scaled
Tim Satgas Pangan Kota Batu sidak beras di toko modern. (Foto: P. Priyono)

KabarBaik.co – Satgas Pangan gabungan dari Polres dan Pemerintah Kota Batu melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah titik penjualan beras di wilayah Kota Batu. Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah antisipatif terhadap peredaran beras oplosan yang diklaim sebagai beras premium.

Sidak menyasar berbagai lokasi, mulai dari Pasar Induk Among Tani, toko sembako, hingga jaringan ritel modern seperti Alfamart, Indomaret, dan Hypermart. Tim gabungan ini terdiri dari personel Polres Batu, Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag), serta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu.

Kasat Reskrim Polres Batu, Iptu Joko Suprianto mengatakan, meski tidak ditemukan beras oplosan secara langsung, tim operasi tersebut mencurigai beberapa merek beras premium yang beredar di pasaran.

“Dari hasil sidak hari ini, tidak ditemukan indikasi beras oplosan. Namun, ada beberapa merek beras yang kami minta untuk tidak dipajang atau dijual dulu karena perlu pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Joko di Mapolres Batu, Jumat (25/7).

Beberapa merek beras tersebut di antaranya, Ayana Pandanwangi 9 sak @5 kg, Topi Koki Long Grain Crystal 10 sak @5 kg, Sentra Ramos Hypermart 15 sak @5 kg, Sentra Ramos cap Topi Koki 2 sak @20 kg.

Menurut Joko, kemasan produk-produk tersebut tampak rapi dan mengklaim sebagai beras premium. Namun, harganya yang relatif murah serta merek yang belum dikenal menimbulkan kecurigaan. “Bisa saja isinya campuran dari beras kualitas medium. Ini yang perlu dibuktikan lewat uji laboratorium,” jelasnya.

Joko juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam membeli beras, terutama jika menemukan produk premium dengan harga jauh di bawah pasar. “Kalau menemukan yang mencurigakan, jangan ragu lapor ke hotline Satgas Pangan. Jangan tergoda harga murah tapi kualitasnya diragukan,” kata Joko.

Sementara itu, Kabid Perdagangan Diskumperindag Kota Batu, Nurbianto Puji menjelaskan bahwa saat ini pengawasan di lapangan masih sebatas pengecekan fisik dan label luar. Untuk menguji kualitas sebenarnya, perlu dilakukan uji laboratorium.

“Secara visual, kadang memang sulit membedakan beras premium dan beras campuran. Apalagi kalau pengemasannya rapi. Makanya kita menunggu hasil laboratorium dari Pemprov Jatim,” tegas Nurbianto.

Menurutnya, pengujian kualitas membutuhkan minimal 20 sampel dari masing-masing merek. Hasil laboratorium inilah yang akan menentukan apakah produk tersebut masih layak beredar atau harus ditarik dari pasaran. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: P. Priyono
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.