Sentra Kerajinan Gerabah di Tondowulan Jombang Terancam Punah, Butuh Perhatian

oleh -637 Dilihat
51b693fd 488d 4221 9cae 58097681eb97 scaled
Suryati saat membuat gerabah. (Foto: Teguh Setiawan)

KabarBaik.co – Belum banyak yang tahu sentra gerabah atau barang pecah belah yang terbuat dari tanah liat di Dusun Mambang, Desa Tondowulan, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang. Itu memang salah satu sentra usaha gerabah yang ternyata digeluti warga setempat secara turun-temurun.

Namun ada kekhawatiran bahwa generasi sekarang cenderung enggan melanjutkan usaha nenek moyangnya itu. Meski masih ada satu-dua yang peduli pada pelestariannya.

“Mereka yang muda-muda memang cenderung memilih kerja di pabrik, daripada melanjutkan usaha gerabah tinggalan leluhurnya,” kata Suryati, warga setempat kepada wartawan, Selasa (24/12).

Perempuan berusia 45 tahun ini termasuk salah satu perajin paling muda di dusunnya. Karena umumnya mereka yang masih menekuni usaha gerabah berusia lanjut.

“Saya menekuni usaha gerabah ini sudah puluhan tahun. Dan saya belajar sendiri otodidak selama ini, di sini saya termasuk yang paling muda,” ujarnya.

Dalam menekuni usahanya ini, Suryati tidak serta merta langsung bisa membuat gerabah dalam bentuk ngaron. Awalnya ia hanya membuat cobek tapi lambat laun banyak pembeli dari luar daerah yang memesan cangkir, teko, pot, hingga guci besar.

Sedangkan untuk patokan harga yang dibandrol Suryati berkisar mulai harga Rp 13 ribu hingga Rp 25 ribu. Dan pembelinya mulai dari Jombang, Mojokerto, Nganjuk, Kediri, Surabaya.

“Berkembangnya itu mungkin dari mulut ke mulut, karena saya tidak mengandalkan promosi lewat online ataupun media apapun. Karena saya sadar tenaga saya terbatas dan tidak semua orang bisa. Jadi saya menerima pesanan sesuai dengan apa yang diminta,” ujarnya.

Suryati mengungkapkan akan tetap menjadi pengrajin gerabah, karena ingin mempertahankan warisan leluhur. “Soalnya kalau bukan kita siapa lagi yang mau nerusin, yang lain juga sudah mulai banyak pensiun,” katanya.

Agar usahanya tetap bisa diterima masyarakat di tengah gempuran produk pabrik berbahan plastik. Suryati terus melakukan inovasi berbagai jenis gerabah tidak hanya cobek ataupun gentong saja.

“Saya punya cita-cita agar gerabah Dusun Mambang ini bisa dikenal secara luas oleh masyarakat. Khususnya bagi anak-anak muda, karena ini sudah krisis penerusnya,” harapnya.

Suryati berharap ada perhatian dari pemerintah untuk mempertahankan sentra gerabah di Dusun Mambang, Desa Tondowulan ini dengan memberikan pelatih pemanfaatan teknologi untuk memasarkan produknya.

“Perhatian pemerintah ke kita masih kurang intens, jadi saya berharap agar kami lebih diperhatikan lagi, sehingga bisa mengurangi beban kita, seperti apa yang kita butuhkan dan pengetahuan kita juga minim. Dan para anak muda juga bisa lebih tertarik untuk meneruskan usaha gerabah ini, soalnya zamannya mereka saat ini kan ndak mau ribet. Jadi alat-alat pendukung produksi kita itu yang penting saat ini,” tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Teguh Setiawan
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.