Sepenggal Kisah Tragedi PKI di Cemetuk Banyuwangi

oleh -918 Dilihat
IMG 20240930 WA0036
Relief kekejaman PKI di Monumen Pancasila Jaya di Dusun Cemetuk, Cluring, Banyuwangi (istimewa)

KabarBaik.co – Cemetuk adalah salah satu nama Dusun di Desa/Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi. Daerah ini menyimpan kenangan tragis tentang kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) di tanah air khususnya di Bumi Blambangan.

Kisahnya bahkan diangkat menjadi film layar lebar berjudul Kupu-kupu Kertas yang diproduseri oleh Denny Siregar dan Maxima Picutures. Film ini dirilis awal tahun 2024 lalu.

Sejarah Tragedi Cemetuk

Mengutip dari buku Selayang Pandang Perang Kemerdekaan di Bumi Blambangan karya Sri Adi Oetomo, dikisahkan bila PKI sudah tumbuh subur di Banyuwangi sejak tahun 1947. Anggotanya banyak dari penduduk di wilayah selatan Banyuwangi.

Kisah pembantaian itu bermula pada 11 Oktober 1965, di Dusun Cemetuk menjadi tempat pelarian PKI dan underbownya ditengah isu penumpasan pasca G30S PKI.

Situasi pertama pecah pada 12 Oktober 1965, Pemuda Rakyat dari PKI melakukan penyekapan terhadap 28 orang PNI dan Pemuda Demokrat yang sedang melakukan rapat.

Puncak tragedi terjadi pada 18 Oktober 1965. Kala itu rombongan Pemuda Ansor dari Kecamatan Muncar hendak bepergian ke Kecamatan Kalibaru dengan membawa 3 Truk. Namun saat rombongan berada di Karangasem atau yang saat ini berubah nama menjadi Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran mereka dihadang oleh orang-orang PKI.

Saat itu rombongan dipimpin oleh warga Nahdlatul Ulama, termasuk Ansor, yaitu Salamin, Riffaki tersebut dibawa dan dikumpulkan di Cemetuk untuk dihabisi. Tragedi ini menewaskan 62 orang anggota Gerakan Pemuda (GP) Anshor.

Sadisnya, mayat-mayat pemuda Anshor itu dibuang ke dalam sumur yang disebut Lubang Buaya. Ada 3 lubang yang menjadi tempat pembuangan mayat. Setiap lubang memiliki ukuran berbeda dan berbeda pula jumlah jasad yang dikubur di dalamnya.

Lubang pertama berukuran 3 X 3 meter berisi 11 jenazah, lubang kedua berukuran 3 X 4 meter berisi 11 jenazah dan lubang ketiga berukuran 3 X 5,5 meter berisi 40 jenazah. Diatas lubang itu kini didirikan monumen Pancasila Jaya beserta relief bagaimana kebengisan PKI membunuh para Anshor.

Sering Dikunjungi Saat Peringatan G30S

Karena menyimpan nilai sejarah, Monumen Pancasila Jaya juga kerap dikunjungi oleh organisasi pemuda, siswa dan masyarakat untuk melakukan ziarah sembari mengenalkan kisah kekejaman PKI di Bumi Blambangan.

Seperti yang dilakukan hari ini, Senin (30/9). Ratusan siswa dari berbagai sekolah di Banyuwangi melakukan tabur bunga di lubang buaya. Disana para siswa juga menggelar doa bersama.

“Baru pertamakali ikut, ya senang bisa belajar sejarah,” kata Ayunda Raisa Putri Zamzani.

Diangkat Jadi Film

Kisah PKI vs GP Anshor ini menarik perhatian Denny Siregar untuk memvisualkan sejarah ini dalam bentuk film layar lebar. Dibintangi Amanda Manopo, Chicco Kurniawan Reza ‘Arap’ Oktovian, Iwa K.

Film bergenre drama, sejarah, romansa, dan thriller ini tayang perdana di bioskop 7 Februari 2024. Namun, filmnya tiba-tiba ditarik dari peredaran setelah tiga hari tayang di bioskop. Kini, film karya sutradara Emil Heradi ini dapat dinikmati kembali sejak, 26 September 2024.

Film ini sebenarnya adalah film sejarah yang dibumbui persoalan asmara. Ikhsan yang diperankan Chicco Kurniawan adalah pemuda dengan latar belakang keluarga yang berlatarbelakang Nahdlatul Ulama (NU). Diam-diam Ikhsan menjalin hubungan dengan Ning yang bapaknya merupakan tokoh PKI di desa setempat.

Awalnya, Ikhsan dan Ning tidak mempermasalahkan perbedaan latar belakang di antara mereka. Namun, keadaan yang semakin memanas antara simpatisan PKI dan NU membuat kedua anak muda tersebut dilema.

Konflik semakin tak terkendali ketika ayah Ning yang bernama Rekoso memutuskan untuk melakukan pertempuran darah demi merebut lahan yang dikuasai masyarakat NU.

Sempat tak mempermasalahkan latar belakang Ning, perasaan Ikhsan seketika terguncang setelah keluarganya menjadi korban pembantaian PKI. Kisah selanjutnya saksikan di bioskop kesayangan Anda.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Ikhwan
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.