Sound Horeg di Wates Kediri Dibubarkan Polisi gegara Lebihi Batas Waktu

oleh -188 Dilihat
b34cd9f7 d896 49bf 8144 1e36c31e9636 scaled
Pembubaran sound horeg di Wates Kediri

KabarBaik.co – Duwet Reborn Carnival 2025 di Kediri yang menampilkan sound horeg dibubarkan polisi. Pembubaran yang sempat berlangsung tegang akhirnya dapat dikendalikan.

Upaya polisi membubarkan sound horeg pada Sabtu (19/7) tersebut viral. Polisi dan warga sempat berdebat saat upaya pembubaran. Warga yang kecewa dengan pembubaran kemudian melakukan bakar-bakar benda yang ada di lokasi.

Acara Duwet Reborn Carnival 2025 yang awalnya berlangsung meriah sejak siang hari terpaksa dihentikan petugas gabungan dari Polres Kediri dan Polsek Wates. Alasan pembubaran adalah kegiatan parade sound horeg melebihi batas waktu dan teknis yang telah disepakati dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) antara panitia, pemerintah desa, dan pihak keamanan.

Acara ini dimulai sejak pukul 13.00 WIB dengan melibatkan 39 peserta parade sound horeg. Ribuan warga memadati area, bahkan diperkirakan sekitar 5.000 orang turut menyaksikan perayaan yang digelar dalam rangka Tahun Baru Islam 1447 H sekaligus menyambut HUT ke-80 Republik Indonesia.

Namun sejak pukul 15.30 WIB, tim gabungan mulai melakukan pengecekan teknis terhadap peserta. Beberapa pelanggaran ditemukan, seperti tingkat suara di atas ambang batas. Petugas pun bertindak persuasif dengan mencabut kabel dari sound yang melanggar aturan.

Berdasarkan kesepakatan SKB, acara seharusnya berakhir pukul 22.00 WIB. Namun pada waktu tersebut, parade belum juga selesai. Masih ada peserta yang belum mencapai garis finis. Ketika petugas mulai menghentikan acara, terjadi penolakan dari sebagian penonton di sisi barat panggung.

Massa sempat melempar protes, membakar sampah, dan mencoba menghambat jalannya parade. Namun, dalam waktu kurang dari satu jam, situasi berhasil diredam secara persuasif.

b95b2f20 53a5 4542 adfd c438e14ef596

“Kemarin situasi cukup bersitegang, namun Alhamdulillah di bawah komando langsung dari Pak Wakapolres yang turun ke lapangan, situasi cukup terkendali,” jelas Kapolsek Wates AKP Agus Sudarijanto, Mingu (20/7).

Petugas memadamkan api, mengamankan area, dan meminta massa untuk membubarkan diri. Sekitar pukul 22.50, suara dentuman sound system sudah berhenti. Sebagian besar penonton pun meninggalkan lokasi dengan tertib.

Agus menyampaikan bahwa langkah tegas ini diambil bukan untuk membatasi kreativitas warga, melainkan menjaga ketertiban, keselamatan, dan komitmen bersama.

“Desa Duwet memang cukup luas, dan kemarin warga memang sangat ramai. Itu sudah menyimpang dari kesepakatan SKB, Kami sudah beraudiensi dengan para perangkat desa setempat. Intinya kami mewakili peran negara yang tetap hadir dalam situasi seperti itu. Kami bersikap tegas untuk kebaikan bersama.” terang Agus.

Di sisi lain, petugas juga mencatat adanya sejumlah penonton yang berada dalam pengaruh alkohol saat dibubarkan. Beberapa dari mereka mengaku kecewa karena telah membayar tiket masuk dan parkir sebesar Rp 25.000. Namun secara umum, pelaksanaan pembubaran berjalan tertib tanpa insiden yang berarti.

“Kami tidak ingin membatasi ekspresi budaya masyarakat, tapi tetap harus dalam koridor yang tertib dan tidak menimbulkan keresahan, Kegiatan apapun di wilayah Kabupaten Kediri akan kami kawal agar tetap aman, nyaman, dan sesuai aturan yang berlaku,” kata Wakapolres Kediri Kompol Hary Kurniawan. (*)

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Muhamad Dastian Yusuf
Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.