KabarBaik.co – Dua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Mumbulsari dan Mayang yang dikelola oleh Lembaga Yayasan BHS, telah diresmikan oleh Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Satib pada Sabtu (22/11).
Usai peresmian Satib mengungkapkan, bahwa program ini adalah pintu masuk penting untuk menyalurkan program MBG yang disediakan pemerintah untuk masyarakat.
Program MBG ditekankan untuk menyiapkan generasi unggul dalam rangka menyongsong masa depan, khususnya mempersiapkan generasi untuk menyambut Indonesia Emas, program ini juga berfungsi sebagai pengungkit perekonomian di wilayah.
“Dengan adanya SPPG ini, maka pemerintah daerah mau tidak mau, mulai dari bupati, camat, kepala desa, harus mempersiapkan infrastruktur yang mendukung SPPG, salah satunya misalkan kaitannya dengan bahan makanan,” ujar Satib usai persemian.
Ia juga menyampaikan, ini juga harus menjadi peluang pemerintah daerah dan masyarakat untuk menyiapkan infrastruktur dan bahan-bahan makanan. Hal ini disebabkan karena ketika kebutuhan tinggi dan barangnya sedikit, harga otomatis akan menjadi mahal, yang berujung pada potensi inflasi.
“Jangan sampai ketika program dari pemerintah, masyarakatnya hanya sebagai penerima saja. Tapi masyarakay di wilayah tersebut juga ikut serta dalam menangkap peluang ini,” katanya.
Satib menekankan bahwa program ini juga harus menciptakan kolaborasi yang baik serta berpotensi besar dalam penyerapan tenaga kerja lokal.
“Tenaga kerja lokal akan terbantu karena terserap oleh SPPG. Sebagai contoh, satu SPPG membutuhkan sekitar 50 tenaga, termasuk kepala dapur dan tenaga relawan. Artinya MBG ini bukan hanya dirasakan oleh siswa sekolah saja tapi masyrakat juga harus menerima manfaatkanya,” ungkapnya.
“Tenaga relawan harus diutamakan diambil dari masyarakat setempat. Jika ada yang berminat dari masyarakat setempat, tidak perlu mengambil dari luar,” imbuh Satib.
Sementara itu Ketua Lembaga Yayasan BHS, Yakub Mulyono mengatakan bahwa dua dapur SPPG mulai beroperasi secara bertahap.
“Jadi SPPG yang berada di Desa Lengkong, Kecamatan Mumbulsari, telah memulai operasionalnya, sementara SPPG di Desa Tegalrejo, Kecamatan Mayang, ditargetkan untuk beroperasi pada awal bulan depan,” ujar Yakub.
Ia menyampaikan, SPPG di Desa Lengkong sendiri memulai operasionalnya dengan melayani sekitar 1.665 penerima manfaat. Jumlah ini merupakan porsi awal dari target keseluruhan sekitar 2.500 penerima manfaat.
Penerapan operasional secara bertahap ini adalah bagian dari strategi untuk memastikan masakan disiapkan secara bertahap dan melakukan evaluasi dan mengkaji hal-hal yang mungkin perlu diperbaiki di masa mendatang.
“Selain itu juga untuk memenuhi kuota yang sudah ditetapkan sesuai standar baku Badan Gizi Nasional (BGN),” jelasnya.
Yakub juga menjelaskan, juga fokus pada higienitas dan pemberdayaan tenaga lokal mulai dari pelatihan relawan dapur, yang telah menerima pelatihan (Bimtek) penjamah makanan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dan Puskesmas Mumbulsari.
“Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan relawan memiliki ilmu yang cukup dalam mengolah dan menyajikan makanan yang memenuhi gizi serta terjamin higienitasnya,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Yakub, rekrutmen tenaga kerja yang direkrut dari warga sekitar SPPG. Dengan demikian, keberadaan SPPG diharapkan dapat memberikan nilai manfaat dengan merekrut tenaga kerja dari masyarakat setempat.
Dapur SPPG Desa Lengkong nantinya akan melayani sekitar 25 sekolah yang berada dalam radius di Kecamatan Mumbulsari.
“Wilayah cakupan utamanya meliputi tiga desa, yaitu Desa Mumbulsari, Lengkong dan Desa Kawangrejo. Kami berharap seluruh penerima manfaat dapat merasakan manfaat yang maksimal dari beroperasinya kedua SPPG ini,” pungkasnya. (*)
