Suanggi: Arwah Pemangsa Jiwa dari Tanah Papua

oleh -79 Dilihat
suanggi

KabarBaik.co- Di tanah Papua, di antara rimba lebat dan kampung-kampung adat yang berdiri di balik bukit dan pantai sunyi, ada satu nama yang dibisikkan dengan takut oleh penduduk: Suanggi.

Ia bukan sekadar hantu. Ia adalah makhluk yang dipercaya memiliki kekuatan sihir hitam, bisa merasuki tubuh manusia, menghisap roh lewat tatapan, dan menebar maut dalam diam. Suanggi tidak terlihat tapi bisa hadir dalam siapa saja. Bahkan orang yang kau cintai.

Asal Usul: Dendam Perempuan yang Terlupakan

Konon, Suanggi pertama kali muncul dari kisah tragis seorang perempuan muda yang dituduh sebagai penyihir oleh warga kampung. Ia dipermalukan, disiksa, lalu dibuang ke laut saat masih hidup. Tubuhnya tak pernah ditemukan. Tapi sejak itu, kampung tersebut dilanda penyakit misterius. Anak-anak meninggal mendadak, binatang ternak menghilang, dan orang-orang mulai bermimpi buruk: tentang perempuan berambut basah, menatap dengan mata hitam penuh dendam. Ia kembali sebagai Suanggi arwah haus balas dendam.

Ciri-Ciri Suanggi

Warga Papua percaya Suanggi bisa masuk ke tubuh manusia biasa, menyamar sebagai tetangga, saudara, bahkan orang tua sendiri. Tapi ada tanda-tanda yang bisa dikenali:

  • Tatapannya kosong namun menusuk, seperti tidak berkedip saat berbicara.
  • Tubuhnya dingin saat disentuh, bahkan di siang terik.
  • Sering berbicara sendiri atau terdengar berbicara dengan suara aneh dari dalam rumah.
  • Tidak makan selama berhari-hari, namun tetap bertenaga.
  • Meninggalkan aroma amis bercampur kapur sirih di tempat ia lewat.

Saat malam, Suanggi akan mengendap dan mendatangi korban. Ia bisa menindih tubuh saat tidur, menanam kutukan lewat mimpi, atau membuat korban kerasukan hingga mati perlahan.

Kisah Nyata: Kutukan di Teluk Bintuni

Di sebuah desa pesisir di Teluk Bintuni, terjadi kasus aneh: tiga anak remaja meninggal dalam selang waktu seminggu, dengan kondisi yang sama mata melotot, lidah membiru, dan tidak ada tanda kekerasan. Semua korban sempat mengalami mimpi yang sama: dikejar seorang perempuan berambut panjang dengan wajah yang berubah-ubah.

Seorang tetua adat pun mengungkapkan bahwa ini adalah tanda Suanggi telah kembali, dan mencari pengganti tubuh. Ia menyarankan seluruh warga tidak tidur sendirian, menaburkan daun gatal dan kulit kayu merah di sudut rumah, serta tidak memandang wajah siapa pun terlalu lama di malam hari.

Setelah ritual pengusiran digelar, aroma amis menghilang tapi hingga kini, kabarnya satu keluarga yang menolak ikut ritual itu menghilang tanpa jejak.

Pantangan dan Penangkal

  • Untuk melindungi diri dari Suanggi, masyarakat adat melakukan hal berikut:
  • Menyimpan tulang ikan pari di bawah bantal ikan pari dianggap bisa menolak roh jahat.
  • Membakar kulit kayu matoa yang dicampur daun sirih dan sejumput garam.
  • Jangan menyebut kata suanggi terlalu sering di malam hari nama itu sendiri dipercaya memanggil kehadirannya.
  • Jangan tidur di rumah kosong, terutama jika pernah terjadi kematian tak wajar di dalamnya.

Suanggi Tidak Mati Tapi Berpindah

Masyarakat Papua percaya Suanggi tak bisa dibunuh. Ia hanyalah roh dendam yang berpindah tubuh. Hari ini mungkin ia ada di orang asing. Besok bisa di dalam tubuh orang kampung sendiri. Bahkan kadang ia diwariskan, turun-temurun dalam darah.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhammad Rizqi Hidayah
Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.