Sulitnya Identifikasi Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Akibat Rusaknya Sidik Jari

oleh -283 Dilihat
285243
Kabid DVI Pusdokkes Polri Kombes dr Wahyu Hidajati memberi keterangan di RS Bhayangkara (ANTARA/Willi Irawan)

KabarBaik.co – Proses identifikasi jenazah korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo mengalami kesulitan akibat kerusakan sidik jari. Proses identifikasi kini memaksimalkan metode melalui DNA.

“Dari lima jenazah yang diperiksa ini kan rata-rata usia 12-15 tahun. Nah, sidik jarinya sudah mulai rusak karena sudah mulai membusuk,” kata Kabid Disaster Victim Identification (DVI) Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri Kombes dr Wahyu Hidajati di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Jumat (3/10).

Wahyu menjelaskan metode identifikasi melalui gigi dan pakaian juga tidak memberi hasil maksimal.

Pertumbuhan gigi anak usia belasan tahun hampir sama, sementara seragam santri rata-rata putih dan sarung tanpa ciri khusus. Dengan kondisi tersebut, tim DVI akan memaksimalkan DNA sebagai metode utama.

Namun, menurut Wahyu, metode DNA memerlukan waktu minimal tiga hari bahkan bisa memakan waktu hingga dua minggu.

“Langkah terakhir kami tentu mengambil semua sampel DNA dari keluarga dan jenazah. Kalau DNA terbukti match, itu sudah tidak terbantahkan lagi. Jadi kita menuju ke sana sambil berkejaran dengan waktu,” ujarnya.

Pihaknya meminta keluarga korban bersabar selama proses identifikasi berlangsung di Post Mortem RS Bhayangkara Surabaya.

“Masih proses, jadi untuk keluarga mohon bersabar,” katanya.

Ketika proses identifikasi dan rekonsiliasi tuntas, tim DVI memastikan akan memberitahu keluarga korban.

“Akan kita hubungi, kita sampaikan bahwa dari hasil rekonsiliasi pemeriksaan itu sudah ada titik terang. Jadi nanti bagaimana prosesnya, mau diserahkan bagaimana, perawatan jenazahnya, memandikannya, memakamkannya, itu kita sampaikan ke keluarga,” katanya.

Hingga Jumat malam, sudah ada delapan jenazah korban ambruknya bangunan musala Ponpes Al Khoziny yang telah dibawa ke RS Bhayangkara untuk selanjutnya dilakukan identifikasi. (ANTARA)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.