KabarBaik.co- Kabupaten Semarang dikenal sebagai wilayah yang menawarkan keindahan alam yang asri dan memikat. Namun, di balik pesona alamnya, tersimpan kisah-kisah legenda yang penuh misteri dan telah lama melekat dalam ingatan masyarakat setempat. Salah satu legenda yang cukup menyeramkan berasal dari Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kisah ini dikenal sebagai Legenda Sumala, yang mengisahkan tentang seorang anak perempuan dengan takdir tragis akibat perjanjian mistis yang dilakukan oleh ibunya.
Awal Mula Tragedi Sumala
Siapa, sebenarnya, Sumala? Kisah ini bermula pada tahun 1948, di sebuah desa yang tenang dan damai. Di sini, sebuah keluarga memiliki rumah dua lantai yang megah, perkebunan jagung yang luas, dan peternakan yang subur. Namun, ada satu hal yang kurang dalam kehidupan pasangan ini: seorang anak.
Setelah bertahun-tahun dalam pernikahan tanpa dikaruniai keturunan, Sulastri, sang istri, merasa terbebani oleh keadaan. Dalam keputusasaannya, ia mengunjungi seorang dukun terkenal dari desa seberang, yang konon memiliki kemampuan untuk membantu pasangan yang ingin memiliki anak melalui sebuah ritual. Tak lama setelah itu, ritual tersebut terbukti berhasil, dan Sulastri pun hamil. Kehamilan ini disambut dengan rasa syukur dan kebahagiaan yang tak terkira oleh pasangan tersebut.
Sembilan bulan berlalu, dan Sulastri melahirkan anak kembar. Namun, kebahagiaan mereka berubah menjadi ketakutan dan kebingungan saat salah satu bayi lahir dengan penampilan yang mengejutkan—seolah-olah hanya gumpalan daging, tetapi bergerak dan menangis, sedangkan saudara kembarnya yang terlihat normal tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan sama sekali. Soedjiman, sang suami, terpukul oleh pemandangan ini. Dalam kepanikan dan ketakutan, ia mengambil tindakan yang mengerikan: ia membunuh bayi yang tampak mengerikan tersebut. Ironisnya, saat bayi itu meninggal, saudara kembarnya yang terlihat normal tiba-tiba menangis, menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Bayi yang selamat diberi nama Kumala. Namun, tragisnya, dia tumbuh dengan kondisi keterbelakangan mental. Soedjiman, dalam kesedihannya, menyalahkan Sulastri atas kondisi anak mereka, percaya bahwa ini adalah akibat ketidakbecusan Sulastri selama masa kehamilan.
Bayi yang selamat diberi nama Kumala. Namun, tragisnya, dia tumbuh dengan kondisi keterbelakangan mental. Soedjiman, dalam kesedihannya, menyalahkan Sulastri atas kondisi anak mereka, percaya bahwa ini adalah akibat ketidakbecusan Sulastri selama masa kehamilan.
Lahirnya Legenda Sumala
Seiring waktu, Kumala menunjukkan perilaku aneh dan sering berbicara dengan suara lain, menyebut dirinya “Sumala.” Tragedi melanda saat Kumala menginjak usia 9 tahun. Satu per satu, anak-anak yang pernah membullynya ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan. Warga menduga Kumala, yang dihantui arwah “Sumala,” sebagai dalang di balik kejadian mengerikan ini.
Teror tak berhenti di situ. Suatu malam, Pak Sujiman dan Bu Sulastri ditemukan tewas di rumah mereka. Kumala pun menghilang tanpa jejak. Sejak saat itu, legenda Sumala semakin menguat. Sosoknya digambarkan sebagai anak perempuan berambut panjang dengan tatapan kosong, sering terlihat di malam hari, mengincar anak-anak yang bermain di luar.
Hingga saat ini, keberadaan Kumala dan sosok “Sumala” masih menjadi misteri. Desa Sumala pun diliputi rasa takut dan paranoia. Larangan keras diberlakukan untuk melindungi anak-anak dari bahaya yang tak kasat mata.
Benarkah Legenda Sumala Nyata?
Meskipun banyak orang di Kabupaten Semarang yang pernah mendengar kisah Sumala, keabsahan cerita ini masih diperdebatkan. Tidak ada catatan resmi mengenai keberadaan Sumala atau kejadian mengerikan yang disebut-sebut terjadi di desa tersebut. Banyak yang beranggapan bahwa legenda ini hanyalah urban legend yang diceritakan turun-temurun sebagai peringatan agar orang-orang tidak melakukan perjanjian dengan kekuatan gaib.
Namun, ada juga yang percaya bahwa cerita ini memiliki dasar nyata, tetapi telah mengalami berbagai tambahan dan modifikasi dari generasi ke generasi, sehingga sulit dibuktikan kebenarannya. Terlepas dari fakta atau fiksi, kisah Sumala tetap menjadi bagian dari cerita rakyat yang mewarnai sejarah mistis di Semarang.