Survei KPAI: Anak Kerap Tak Habiskan Makan Bergizi Gratis karena Menu Tak Segar dan Waktu Penyaluran Terlambat

oleh -154 Dilihat
IMG 20251115 WA0019
Hasil penelitian CLR menunjukkan bahwa alasan utama anak tidak menghabiskan MBG adalah menu yang dianggap kurang cocok dan kadang tidak segar.

KabarBaik.co – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkap hasil survei terbaru terkait perilaku konsumsi anak terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG). Survei yang dilakukan bersama Wahana Visi Indonesia (WVI) dan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) itu menyoroti berbagai alasan mengapa banyak anak tidak menghabiskan menu yang disediakan dalam program tersebut.

Survei dilakukan melalui riset anak (Child Led Research/CLR) serta Survei Suara Anak dengan metode kuantitatif deskriptif. Total terdapat 2.241 responden dari 12 provinsi di Indonesia dalam periode 11 Juli–1 Agustus 2025. Dari jumlah tersebut, 1.624 data dinyatakan memenuhi kriteria untuk dianalisis lebih lanjut.

Ketua KPAI, Margaret Aliyatul Maimunah, menegaskan pentingnya mendengar langsung suara anak sebagai penerima manfaat MBG. “Selama ini kita lebih sering mendengar perspektif dari orang dewasa mengenai MBG. Melalui kajian ini, kami ingin mendengar apa yang disuarakan anak. Kami berharap hasil kajian ini dapat menjadi masukan penting bagi perbaikan pelaksanaan program MBG ke depannya,” ujarnya, Sabtu (15/11).

Hasil penelitian CLR menunjukkan bahwa alasan utama anak tidak menghabiskan MBG adalah menu yang dianggap kurang cocok dan kadang tidak segar. Beberapa anak diketahui memiliki alergi terhadap menu yang disajikan sehingga tidak dapat mengonsumsi MBG. Selain itu, ditemukan keluhan bahwa makanan yang diberikan sudah terlalu lama disimpan sehingga kesegarannya menurun.

Sementara itu, Survei Suara Anak mencatat bahwa 572 anak atau 35,6 persen responden pernah tidak menghabiskan MBG yang mereka terima. Salah satu temuan penting adalah keberadaan makanan basi atau berbau, yang disampaikan oleh 112 responden.

Alasan paling banyak yang muncul dari responden adalah anak sudah merasa kenyang. Sebanyak 114 anak (19,9 persen) mengaku tidak menghabiskan MBG karena waktunya berdekatan dengan jam sarapan atau jajan di sekolah. Penyaluran MBG yang sering terlambat—bahkan diberikan pada pukul 10.00–11.00—menjadi salah satu penyebab utama.

“Karena porsinya agak banyak untukku (karena aku cewek), tapi mungkin untuk teman-temanku yang cowok porsinya pas. Juga kadang kita itu telat diberikan MBG-nya, kadang jam 10-an, kadang jam 11-an. Di jam-jam itu kita sudah kenyang karena habis jajan, jadi nggak habis,” cerita salah satu responden yang identitasnya disamarkan.

Berikut alasan yang terungkap dari Survei Suara Anak:
• Sudah kenyang – 114 anak (19,9 persen)
• Makanan basi atau berbau – 112 anak (19,9 persen)
• Rasanya tidak enak – 95 anak (16,6 persen)
• Lain-lain – 87 anak (15,2 persen)
• Hambar atau tidak ada rasa – 51 anak (8,9 persen)
• Tidak suka menunya – 46 anak (8 persen)

Hasil survei ini diharapkan dapat menjadi dasar evaluasi bagi pemerintah dan penyelenggara program MBG agar penyediaan makanan lebih tepat waktu, bergizi, aman, dan sesuai dengan kebutuhan anak.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.