Tak Beruntung, Dua Climber Putri Indonesia Urung Sumbang Medali

oleh -1681 Dilihat
0808 Naskah Olahraga Indonesia Panjat Tebing Olimpiade Paris 2024
Capaian dari climber putri Indonesia Desak Made Rita Kusuma Dewi (kiri) belum mampu menyingkirkan Deng Lijuan. (Foto: istimewa/Getty Images)

KabarBaik.co – Dua atlet panjat tebing putri belum berhasil menyumbangkan medali bagi kontingen Indonesia pada Olimpiade Paris 2024. Hingga saat ini, Indonesia baru mengoleksi satu medali perunggu yang diraih dari cabang olahraga bulu tangkis.

Di babak perempat final, Rajiah Sallsabillah yang menghadapi Emma Hunt asal Amerika Serikat berhasil menjadi yang tercepat sekaligus mencatatkan personal bestnya 6,54 detik. Dalam duel tersebut, Emma Hunt yang sempat terpeleset membuat Sallsabillah meluncur dengan tenang.

Perjuangan Sallsabillah berlanjut ke semifinal menghadapi Lijuan Deng. Namun, sayang catatan waktunya lebih lambat dari wakil China tersebut. Sallsabilla mencatatkan waktu 6,41 detik dan Deng 6,38 detik.

Dalam perebutan medali perunggu, Sallsabillah juga dipaksa untuk mengakui keunggulan wakil Polandia, Natalia Kalucka yang meraih 6,53 detik, sedangkan ia 8,24 detik.

“Sedih sebenernya tapi karena saya sendiri masih ada babak selanjutnya jadi nahan untuk tetap fokus. Tapi saya berterima kasih sama diri sendiri sudah bisa ada di titik ini. Kalau kecewa, ya kecewa karena tadi ada kesempatan, tapi Allah belum kasih. Kalau ada kesempatan masih mau berjuang lagi di LA 28 (Olimpiade Los Angeles 2028, Red),” kata Sallsabillah dalam keterangan resminya.

Di sisi lain, langkah Desak Made Rita Kusuma Dewi terhenti di perempat final usai kalah dari Deng Lijuan dengan selisih 0,006 detik. Desak menorehkan 6,369 detik dan Lijuan 6,363 detik yang membuatnya tidak lolos ke semifinal.

“Saya enggak tahu mau ngomong apa lagi. Saya tadi sudah cepat, tapi lawan saya akui lebih cepat. Saya akan berjuang lagi di Los Angeles 2028,” ujar Desak Made.

“Terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia, terima kasih atas dukungan dan doanya untuk tim panjat tebing Indonesia. Terus dukung kami, besok masih ada Bang Veddriq, semoga bisa naik podium tertinggi di Olimpiade,” imbuhnya.

Sementara itu, Chef de Mission (CdM) Anindya Bakrie menyebut masih ada peluang untuk meraih medali di Olimpiade Paris 2024.

“Tadi kita lihat perjuangan Desak Made dan Sallsabillah, tapi memang belum membuahkan hasil dari doa kita. Kita harus memberikan dukungan moril dengan lebih menyemangat atlet-atlet kita selanjutnya, ada Veddriq, Rizki Juniansyah dan Bernard van Aert. Jadi kita harus tetap tegar menghadapi semua ini bagaimana caranya supaya pada akhirya berujung baik,” ungkap Anin.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari menambahkan bahwa olahraga adalah proses yang berbuah hasil.

“Ini adalah Olimpiade, paripurnanya prestasi olahraga. Kita mengapresiasi dan menghargai semua proses yang telah dilewati atlet kita. Kalau hasilnya berbeda, ini bukan akhir segala-galanya,” jelas Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari.

“Tadi saya ngobrol langsung sama Presiden International Sport Climbing, Marco Scolaris. Katanya, Indonesia itu selalu menjadi negara yang selalu diperhitungkan di panjat tebing, khususnya speed climbing,” lanjutnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Editor: Dian Kurniawan


No More Posts Available.

No more pages to load.