KabarBaik.co – Angin malam berhembus pelan di bawah kolong jembatan kawasan Gedangan, Sidoarjo. Di sana, di atas lantai beralaskan terpal robek dan selimut tipis yang tak mampu menahan dingin, seorang pria muda memeluk erat anak balitanya. Namanya Achmad Yusuf Afandi, 32 tahun. Di tempat gelap dan bising itu, ia membangun dunia kecil, satu-satunya yang masih tersisa setelah hidupnya runtuh perlahan sejak 2023.
“Aku seminggu cuma makan sekali. Itu pun biar susu anak tetap ada,” ucap Yusuf, matanya berkaca-kaca, Kamis (30/5/2025) saat didatangi konten kreator dengan chanel Najib spbu.
Dulu ia tinggal di kontrakan kecil. Namun, sejak kehilangan pekerjaan dan tak mampu lagi membayar sewa, kolong jembatan menjadi satu-satunya tempat bernaung. Hidup tak lagi soal kenyamanan, tapi tentang bertahan. Tentang menahan lapar, menahan dingin, dan menyembunyikan tangis di balik senyum kecil sang anak.
Kisah Yusuf makin pilu ketika sang istri, satu-satunya teman berbagi derita, jatuh sakit. Dengan tubuh lelah, ia mengayuh sepeda ke RSUD Sidoarjo sambil menggendong anak dan menopang tubuh sang istri yang tak sadarkan diri. Namun takdir berkata lain.
“Istri saya meninggal di rumah sakit. Saya bawa jenazahnya ke Jember, dimakamkan di sana,” bisiknya lirih.
Sejak itu, Yusuf benar-benar sendiri. Tak ada lagi tawa perempuan yang dulu menguatkan, hanya suara gemeretak rel kereta di atas jembatan yang tiap malam menemani. Tapi satu hal yang tak pernah ia lepaskan, tanggung jawab sebagai ayah.
Hari-harinya tak mudah. Ia mengamen, kadang mengais sisa makanan dari warung sekitar. Bukan untuk dirinya, melainkan agar anaknya tak kekurangan susu. Usianya masih 11 bulan, Zafa namanya, kecil dan polos, belum tahu bahwa ayahnya mengorbankan segalanya demi sebotol susu hangat.
Hingga sebuah video viral di TikTok mengubah segalanya. Wajah Yusuf yang sedang menggendong anaknya tersebar luas. Dari layar ponsel itulah Naziatul Lailah, kakak kandung Yusuf, mengenali sang adik yang telah lama hilang kontak.
“Saya lihat videonya dan langsung tahu itu Yusuf. Saya langsung cari ke kolong jembatan, tapi katanya sudah dibawa Satpol PP,” ujar Naziatul saat berada di Sidoarjo, Jumat (30/5).
Yusuf memang sudah lama pergi dari Mojokerto. Ia tak banyak bercerita, bahkan kepada keluarga. Baru kini, setelah bertahun-tahun, kakaknya tahu bahwa Yusuf telah menikah dan memiliki anak.
“Saya mau jemput. Yusuf harus pulang, kami akan bantu,” lanjutnya penuh harap.
Sinar harapan mulai terlihat. Seorang dermawan bernama Najib berencana membantu Yusuf membuka bengkel motor di Jombang. Harapan yang dulu nyaris padam, kini mulai menyala.
Kisah Yusuf bukan sekadar potret kemiskinan, tapi juga cermin dari kekuatan cinta seorang ayah. Di balik tubuh kurus dan wajah lelahnya, tersembunyi jiwa baja yang tak pernah berhenti berjuang.
Karena di dunia yang kejam ini, masih ada satu tempat yang suci, pelukan ayah untuk anaknya. (*)