KabarBaik.co – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di DPRD Jember menyatakan dukungan penuh terhadap visi Bupati yang menargetkan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di tahun 2026.
Namun, mereka mendesak Bupati untuk segera mengevaluasi dan meninjau ulang sektor-sektor penerimaan yang dinilai masih jauh dari potensi sesungguhnya, terutama pajak parkir dan pengelolaan aset daerah.
Ketua DPC PKB Jember Ayub Junaidi, menyoroti perbedaan fokus kepemimpinan saat ini dengan yang terdahulu.
“Kalau dulu, pemimpin-pemimpin itu cenderung fokus pada sisi belanja. Tapi, Bupati kita yang sekarang berbeda, tidak hanya fokus pada belanja, tetapi juga dari sisi pendapatan,” kata Ayub, Jumat (14/11).
Ayub secara tegas menyebut Pajak Parkir sebagai contoh kebocoran PAD yang parah. Ia membandingkan target saat ini dengan capaian di masa lalu.
Ia menyampaikan bahwa target pajak parkir adalah Rp 1,7 miliar, namun realisasi baru mencapai Rp 1,1 miliar. Angka ini dinilai sangat lucu dan tidak cukup untuk menutupi biaya operasional juru parkir.
“Maka dari itu, saya dari partai pengusung, meminta kepada fraksi untuk segera mengembalikan lagi menjadi parkir berlangganan,” desaknya.
Ia meyakini bahwa sistem berlangganan dapat menanggulangi kebocoran pendapatan secara signifikan.
Selain itu, pihaknya juga menyoroti potensi besar dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, khususnya aset daerah seperti Gunung Sadeng.
“Kita punya aset yang namanya Gunung Sadeng. Kalau tidak salah luasannya hampir 200 hektar. Sampai hari ini itu seakan-akan itu tanah yang tidak bertuah,” kata Ayub.
Menurut hasil penelitian yang dimilikinya, potensi batu kapur di Gunung Sadeng memiliki nilai yang besar, bahkan di bawah harga batu kapur Tuban.
“Maka nanti melalui Fraksi PKB kami akan mendorong Pemerintah Daerah untuk membentuk Badan Usaha Baru Milik Daerah (BUMD) untuk mengelola aset tambang secara langsung sehingga hasilnya dapat kembali untuk kesejahteraan masyarakat,” katanya.
“Dan yang paling penting menertibkan praktik penguasaan aset oleh “mafia-mafia yang tidak jelas yang telah berlangsung selama puluhan tahun,” tutupnya
Ayub memperkirakan bahwa potensi pendapatan dari Gunung Sadeng dapat mencapai Rp 100 miliar atau lebih, jauh melampaui capaian saat ini yang hanya sekitar Rp 15 miliar. (*)






