Terkendala Biaya Jelang Porprov Jatim, Atlet Angkat Besi Kabupaten Malang Terpaksa Makan Ayam Tiren 

oleh -510 Dilihat
WhatsApp Image 2025 05 02 at 15.38.59
Atlet angkat besi saat mengolah daging ayam. (Foto: Istimewa)

KabarBaik.co – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-IX Jatim 2025 bakal diselenggarakan di Malang Raya, pada 28 Juni-5 Juli 2025. Para atlet telah mempersiapkan diri untuk mengikuti ajang olahraga bergengsi tersebut. Sayangnya masih ada atlet yang persiapannya tidak didukung dengan asupan gizi yang baik.

Salah satunya atlet binaraga Kabupaten Malang yang base campnya di wilayah Kelurahan Lawang, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Karena tidak ada biaya untuk membeli daging sapi, para atlet terpaksa memakan daging ayam potong tiren atau ayam yang telah mati sebelum dipotong alias ayam bangkai.

Jika daging ayam potong harganya Rp 32 ribu per kilogram, maka ayam tiren harganya hanya Rp 100 ribu untuk tiga karung. Perkarung isinya 30 ekor ayam. Namun, Pelatih Cabang Olahraga (Cabor) Binaraga (KONI) Kabupaten Malang yang juga Ketua Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang, Indra Khusnul menyebut bahwa tidak semua daging ayam tiren bisa dimasak.

“Karena dari tiga karung ayam tiren tersebut, yang dalam kondisi baik hanya seberat 5 kilogram. Sisanya dalam kondisi busuk,” ungkap Indra saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (2/5).

Indra menegaskan, atlet binaraga di bawah binaannya memakan ayam tiren karena tidak ada pilihan lain. Sebab, mereka tidak mampu membeli daging sapi dan ayam potong, sehingga sulusi yang dipilih adalah memakan ayam tiren. Selain itu, dari 25 orang atlet binaraga, hanya 12 orang yang dipersiapkan mengikuti Porprov ke-IX Jatim 2025.

Menurut Indra, hingga kini belum ada perhatian serius pada atlet binaraga, baik dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang maupun KONI Kabupaten Malang.

Padahal, lanjut Indra, atlet binaraga Kabupaten Malang telah mengukir prestasi dengan menjadi juara umum sebanyak dua kali, seperti di Porprov Jember dan Sidoarjo. Karena itu, gizi atlet seharusnya dipenuhi dengan baik agar kembali mengukir prestasi di Porprov Malang Raya.

Sampai saat ini KONI Kabupaten Malang belum memberikan uang saku kepada atlet. Alasannya, KONI harus mengajukan terlebih dahulu anggaran ke Dispora Kabupaten Malang melalui Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA).

“Kami akui jika makan ayam tiren tidak memenuhi standar kesehatan, tapi apa boleh buat, ayam tiren sebagai solusi untuk memenuhi protein atlet binaraga,” ujar Indra.

Menurutnya, untuk memenuhi gizi atlet binaraga idealnya per orang butuh 1 kilogram daging ayam dan pendukung lainnya seperti beras merah, buah dan suplementasi. Sehingga satu orang membutuhkan biaya Rp 100 ribu.

Sedangkan untuk suplementasi perbulan dibutuhkan anggaran sebesar Rp 3 juta. Dia mengaku tidak mampu untuk memenuhi asupan gizi para atlet. Selain belum ada pencairan dari KONI, pihaknya juga tidak memiliki bapak asuh yang peduli dengan keberadaan atlet binaraga.

“Kami memohon kepada Pemkab Malang memberikan referensi sebagai bapak asuh, agar atlet binaraga Kabupaten Malang ini tetap semangat untuk mengukir prestasi. Karena sudah terbukti dua kali mengikuti Porprov sebagai juara umum,” pungkas Indra. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: P. Priyono
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.