KabarBaik.co – PT Terminal Teluk Lamong (TTL) bersama PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) meluncurkan program inovatif budidaya kepiting soka melalui konsep “Apartemen Kepiting” di tiga kelurahan wilayah ring 1, yakni Kelurahan Romokalisari, Tambak Osowilangun, dan Tenggulunan.
Program ini merupakan kelanjutan dari pelatihan budidaya kepiting soka yang telah digelar pada Agustus 2024. Tidak hanya sebatas pelatihan, nelayan juga mendapatkan pendampingan lengkap mulai dari persiapan, bantuan sarana-prasarana, hingga monitoring dan evaluasi. Dengan begitu, nelayan diharapkan mampu mengembangkan keterampilan budidaya sekaligus berinovasi dalam desain pemeliharaan kepiting yang lebih modern.
Pelatihan digelar di Balai RW 02 Kelurahan Romokalisari dan dihadiri Camat Benowo, Lurah Tambak Osowilangun, Lurah Romokalisari, jajaran manajemen TTL, serta 30 warga dari kelompok budidaya ikan (Pokdakan) di tiga kelurahan tersebut.
Corporate Secretary PT Terminal Teluk Lamong, Syaiful Anam, menegaskan program ini merupakan bagian dari komitmen Pelindo dalam mendorong pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan.
“Dengan potensi yang ada, kami berharap program ini dapat membuka peluang bagi UMK pesisir untuk memperluas akses pasar. Konsep apartemen kepiting juga berfungsi sebagai habitat buatan yang mendukung ekosistem pesisir sekaligus meningkatkan produktivitas nelayan,” jelas Anam, Selasa (16/9).
Ia menambahkan, apartemen kepiting dirancang dengan struktur bertingkat sehingga lebih efisien, ramah lingkungan, serta mampu meminimalisir risiko kanibalisme antar kepiting. Desain ini juga mempermudah proses pemanenan, sehingga mendukung keberlanjutan usaha nelayan.
Pendampingan yang diberikan TTL mencakup pengenalan bisnis kepiting soka, pengelolaan air dan filtrasi, penggunaan bibit instan, hingga pemilihan media dan pakan.
Apresiasi datang dari Camat Benowo, Denny Christupel Tupamahu, yang menilai program ini sebagai langkah nyata dalam memberdayakan ekonomi masyarakat pesisir.
“Program apartemen kepiting ini bukan hanya bermanfaat secara ekonomi, tapi juga bernilai edukasi karena bisa diturunkan ke generasi berikutnya. Harapannya, budidaya kepiting soka ini dapat berkembang pesat, memenuhi kebutuhan pasar domestik, bahkan merambah ekspor,” kata Denny.






