KabarBaik.co – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung kini mengadopsi teknologi dekomposer untuk menangani persoalan sampah organik secara lebih ramah lingkungan. Saat ini telah beroperasi empat sel dekomposer dengan total kapasitas pengolahan hingga 4 ton sampah organik per hari.
Teknologi ini menggunakan cairan eco enzym sebagai bagian dari proses dekomposisi, sehingga meskipun mengolah sampah dalam jumlah besar, tidak menimbulkan bau menyengat seperti pada metode konvensional.
Wali Kota Batu, Nurochman, membenarkan bahwa pihaknya tengah menyusun rencana untuk menambah jumlah sel dekomposer yang beroperasi di TPA Tlekung. Dia berharap langkah ini dapat meningkatkan kapasitas pengolahan sampah secara signifikan. “Kami tengah menyiapkan rencana penambahan jumlah sel dekomposer,” ujar Nurochman saat di TPA Tlekung, Kota Batu, Senin (9/6).
Menurutnya, jika cara ini berhasil secara konsisten dan bisa ditangani dengan baik, Pemkot Batu akan menduplikasi metode tersebut ke seluruh kecamatan, kelurahan, dan desa di Kota Batu. Langkah ini menjadi bagian dari strategi pengelolaan sampah terpadu berbasis kawasan.
“Dengan metode dekomposer dan eco enzym, tidak hanya volume sampah yang ditekan, tetapi juga dihasilkan kompos berkualitas tinggi yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan penghijauan kota,” jelas Nurochman.
Nurochman menjelaskan, upaya ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Kota Batu untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efisien, ramah lingkungan, dan berdampak positif secara sosial maupun ekologis. (*)