Tradisi Riyoyo Kupat di Gresik Terus Lestari

Editor: Andika DP
oleh -69 Dilihat
Riyoyo Kupat di Pulau Mengare, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. (Foto: Ist)

KabarBaik.co – Tradisi Lebaran Ketupat di Kabupaten Gresik masih terus lestari.

Pada hari ke-8 Syawal 1445 Hijriah bertepatan pada hari Rabu (17/4). Tradisi ini memiliki beragam istilah atau penyebutan. Mulai dari sebutan Kupatan, Riyoyo Kupat dan beberapa istilah lain.

Di Kota Santri sendiri lazim dengan istilah Riyoyo Kupat. Momentum ini menandai sepekan sudah terlampaui 1 Syawal.

Kegayengan tradisi Riyoyo Kupat alah satunya di Pulau Mengare, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik.

Baca juga:  Awal Tahun 2024, Gresik Catatkan Inflasi Terendah di Jawa Timur

Tradisi kupatan masih begitu kental di sana. Warga duduk bersama menyantap ketupat yang telah dimasak ditambah lauk pauk. Ketupat dan lontong semua pakai dedaunan. Bumbu rempahnya kuat.

“Tradisi yang masih dilestarikan,” kata Syaifuddin Anam (34) warga setempat.

Tidak hanya di Mengare, tradisi Kupatan juga terkenal di Pekauman, Kecamatan Gresik Kota. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Dewan Kebudayaan Gresik, di Pekauman terdapat tradisi Kupat Lewat.

Sebuah tradisi berbagi ketupat kepada pengguna jalan atau orang lewat/melintasi Kampung Pekauman (nama suatu kelurahan di kota Gresik, tepatnya di sebelah barat alun-alun kota atau di kompleks belakang masjid jami’ Gresik).

Baca juga:  All In Prabowo-Gibran, Petani Tambak di Gresik Siap Menangkan Satu Putaran

Ketupat Lewat kental dengan suatu anjuran Kiai Baka yang mengajarkan kedermawanan atau berbagi saat dalam keadaan bahagia. Tradisi ini menjadi suatu rangkaian dari perayaan Riyaya Kupat khas Pekauman, yang oleh banyak orang diakui sebagai hari rayanya orang Pekauman.

Riyoyo Kupat Pekauman. Merupakan sebuah Tradisi perayaan lebaran warga Kampung Pekauman Gresik yang diselenggarakan pada tanggal 8 Syawal, bukan pada 1 Syawal (hari raya idul fitri) seperti pada umumnya.

Baca juga:  Prakiraan Cuaca Wilayah Aglomerasi Surabaya Raya Hari Ini

Konon, tradisi ini merupakan peninggalan leluhur Kota Gresik yang bernama Kiai Baka, yakni tokoh kharismatik keturunan Sunan Giri yang pernah mengimbau warganya untuk melanjutkan berpuasa 6 hari setelah 1 Syawal tiba.

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.