KabarBaik.co – Banjir akibat luapan Kali Lamong yang sempat merendam sejumlah desa di Kecamatan Balongpanggang, Gresik mulai menunjukkan tanda-tanda surut. Namun, kondisi ini justru berbanding terbalik dengan wilayah Kecamatan Benjeng yang kini mulai terdampak cukup parah.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik pada Selasa pagi (10/6), banjir yang semula menggenangi sebagian besar wilayah Balongpanggang kini sudah mulai surut, terutama di Desa Ngampel, Dapet, Sekarputih, dan Wotansari. Di desa-desa tersebut, genangan air telah hilang, dan aktivitas warga mulai kembali normal.
Nekat Terobos Banjir Kali Lamong, Petugas Dishub Gresik Terseret Arus Deras
“Untuk wilayah Balongpanggang memang sudah ada penurunan signifikan. Beberapa desa yang kemarin tergenang, hari ini sebagian sudah surut,” ujar Sukardi, Kepala BPBD Gresik.
Meski demikian, sejumlah titik di Balongpanggang masih mencatat adanya sisa genangan, seperti di Desa Karang Semanding, Banjaragung, dan Pucung.
Di lokasi tersebut, air masih tampak menggenangi jalan poros desa dan pemukiman dengan ketinggian antara 5 hingga 30 centimeter. Warga tetap diminta waspada karena kondisi cuaca masih tidak menentu.
Sementara di wilayah Benjeng, banjir justru mulai meluas. Desa Deliksumber menjadi salah satu lokasi dengan genangan cukup tinggi. Air setinggi 10 hingga 40 centimeter merendam rumah-rumah warga, sedangkan jalan lingkungan tergenang hingga 110 centimeter. Sejumlah fasilitas umum juga turut terdampak, mulai dari balai desa, makam, hingga puskesmas pembantu.
Banjir Kali Lamong Meluas, Ketinggian Air di Benjeng Gresik Capai Dada Orang Dewasa
“Kondisi di Benjeng saat ini menjadi perhatian kami. Genangan di beberapa desa cukup tinggi. Kami sudah kirimkan tim untuk melakukan pemantauan dan membantu warga yang terdampak,” tambah Sukardi.
Kondisi serupa juga terlihat di Desa Kedungrukem. Genangan air dengan ketinggian mencapai 50 centimeter membuat akses jalan utama terganggu, sementara area persawahan dan lingkungan warga ikut terendam.
Di Desa Sedapurklagen, banjir menggenangi fasilitas pendidikan seperti SDN, TK, dan PAUD, serta merendam lahan pertanian seluas 60 hektare. Sedangkan di Desa Lundo, meski air mulai surut, sawah-sawah warga masih tergenang cukup luas, mencapai 118 hektare.
Tren penurunan debit air memang mulai terlihat, namun BPBD Gresik menghimbau agar warga terus siaga. “Kami imbau masyarakat tetap waspada,” tegas Sukardi.
Petugas BPBD saat ini masih terus disiagakan di lapangan untuk memantau perkembangan dan membantu proses evakuasi warga jika diperlukan.(*)