KabarBaik.co- Korban jiwa akibat banjir bandang lahar dingin di wilayah kaki Gunung Marapi, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), yang terjadi pada Sabtu (11/5) malam, dilaporkan terus bertambah. Hingga berita ini ditulis malam ini, Basarnas Padang mencatat setidaknya sebanyak 37 orang korban meninggal dunia. Puluhan korban luka-luka.
’’Dapat kami laporkan ada 37 korban meninggal akibat banjir bandang lahar dingin di Kabupaten Tanahdatar dan Kabupaten Agam yang terjadi pada Sabtu, 11 Mei 2024,” kata Abdul Malik, kepala Kantor Basarnas Padang dalam keterangan resminya kepada awak media setempat, Minggu (12/5) petang.
Para korban meninggal tersebut ditemukan di tiga rumah sakit. Yakni, Rumah Sakit Ahmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi, RSUD Batusangkar, Tanah Datar, dan RS Bhayangkara.
Sementara itu, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sumbar Hidayat meminta agar Gubernur menetapkan status keadaan darurat. “Bila mengacu pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Bencana, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sudah dapat menetapkan status keadaan darurat bencana tersebut,” ujarnya dilansir dari media setempat.
Dengan penetapan status keadaan darurat bencana, lanjut dia, Gubernur bisa memobilisasi sumber daya dalam melakukan upaya-upaya penangangan darurat bencana. ’’Jangan biarkan daerah terkena bencana melakukan upaya penanganan sendiri,” harapnya.
Selain itu, anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) pada APBD Provinsi bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan penanganan darurat bencana. Dia menyebut, Pemprov Sumbar memiliki lebih kurang Rp 70 miliar anggaran BTT pada 2024 ini.
’’Fraksi Gerindra berharap agar anggaran tersebut segera dikucurkan untuk kebutuhan penanganan darurat bencana, sejauh sesuai aturan dan ketentuan perundang-undangan,” ungkapnya. (*)