KabarBaik.co – Muhammad Hobir alias MH, Kepala SDN Sanenrejo 2 di Kecamatan Tempurejo, Jember, diduga melakukan tindak kekerasan terhadap beberapa siswa di sekolah tempatnya bertugas.
Aksi dugaan pemukulan dan penendangan ini lantas menjadi viral di media sosial. Dugaan penganiayaan oleh oknum kepala sekolah itu beredar dalam bentuk video.
Dalam rekaman tersebut, korban yang merupakan anak didik MH tampak menangis dan mengaku telah dipukul serta ditendang oleh sang kepala sekolah.
“Disaduk (ditendang, Red),” ujar seorang korban yang mengenakan topi biru sambil menunjuk bagian kakinya. Kabar yang dihimpun ada tiga korban yakni siswa kelas 5 berinisial N, A dan F.
Diduga Aniaya Siswa, Kepala SDN Sanenrejo 2 Jember Dilaporkan ke Polisi
Korban lain, teman dari anak bertopi biru, juga dimintai keterangan oleh seorang perempuan dan mengaku ditampar pada bagian pipi. Kedua korban dalam video tersebut terlihat mengenakan seragam Pramuka.
Menanggapi dugaan kekerasan yang viral tersebut, Kepala SDN Sanenrejo 2 Muhammad Hobir menyatakan, bahwa persoalan itu telah diselesaikan.
Namun, ia juga menyampaikan pernyataan yang terkesan mengelak saat ditanyai lebih lanjut.
“Gini Pak, kami punya hak menjawab dengan semua pertanyaan dan punya hak tidak menjawab, kan gitu. Dua-duanya kami pakai hak itu, hak menjawab dan juga hak tidak menjawab. Karena kita berasas manfaat,” katanya saat dikonfirmasi waratwan, Sabtu (27/9).
Lebih lanjut, ia mengklaim bahwa dirinya telah bertemu dengan pihak keluarga korban dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jember. Ia menegaskan persoalan tersebut sudah tuntas.
“Tadi malam dari dinas juga sudah ke sini, jadi sudah dianggap selesai,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kapolsek Tempurejo AKP Heri Supadmo mengungkapan penganiayaan tersebut terjadi pada Jumat (26/9) ketika para murid kelas lima mengikuti mata pelajaran pendidikan agama.
Mendengar adanya penganiayaan itu, wali murid korban pun mendatangi sekolah. Kata dia, mereka menuntut Dinas Pendidikan Jember segera memutasi pelaku.
“Awalnya keluarga korban tidak mau melaporkan, tapi entah kenapa pada pukul 17.00 WIB kemarin, Mereka membuat laporan polisi,” pungkas Heri. (*)