KabarBaik.co – Pagelaran Jember Fashion Carnival (JFC) Ke-23 memasuki rangkaian hari kedua. Event tahunan ini berlangsung meriah dengan penyelenggaraan Wonderful Archipelago Carnival Indonesia (WACI) yang menampilkan parade spektakuler dari berbagai penjuru negeri.
Tahun ini, Jember mencatat capaian membanggakan yaitu berhasil mengajak sebagian besar kabupaten, kota, dan provinsi di Indonesia untuk turut berpartisipasi aktif dalam perhelatan JFC.
Keberhasilan ini menegaskan posisi Jember sebagai pusat kreativitas karnaval yang mampu menjadi panggung persatuan dan kolaborasi budaya nusantara.
Turut hadir Ketua Umum Asosiasi Karnaval Indonesia David K. Susilo yang memberikan penghormatan khusus kepada almarhum Dynand Faris yang merupakan pendiri JFC dan penggagas Asosiasi Karnaval Indonesia.
“Almarhum Mas Dynand Faris melahirkan dua organisasi besar. Tahun 2003, beliau menggagas berdirinya Yayasan Jember Fashion Carnival. Kemudian di tahun 2013, mendirikan Asosiasi Karnaval Indonesia,” kata David dalam sambutanya, Sabtu (9/7).
Ia menegaskan gagasan Dynan Faris adalah wujud kontribusi bagi bangsa dan negara. Kehadiran Asosiasi Karnaval menjadi wadah sharing and growing together bagi seluruh pelaku karnaval budaya tradisional maupun kontemporer, untuk membangun keberadaban nusantara.
“Dengan 786 jenis kebudayaan sebagai modal besar, kita punya kekuatan diplomasi budaya yang dapat menegaskan Indonesia sebagai central of culture.” ucapnya.
Ia menambahkan, di tahun ini merupakan tahun pertama Asosiasi Karnaval Indonesia mengangkat kearifan lokal dari masyarakat adat Nusantara.
“Masyarakat adat Nusantara adalah komunitas yang secara unik melestarikan budaya aslinya. Tahun ini ada dua komunitas yang tampil yaitu komunitas pelaku adat dan komunitas pelaku karnaval kontemporer,” jelasnya.
Sementara itu, Utusan Kepresidenan Bidang Pariwisata Zita Anjani mengapresiasi peran Jember dalam menghadirkan kolaborasi budaya berskala nasional yang memukau dunia.
“Hari ini kita merayakan keberagaman dalam keindahan, menyambut HUT ke-80 RI dengan cara yang paling mempesona melalui WACI. Ini bukan sekadar karnaval, tapi catwalk identitas bangsa. Undangan terbuka kepada dunia bahwa Indonesia punya berjuta warna, berjuta warisan, dan berjuta potensi,” kata Zita.
Ia menggambarkan, dari Sabang hingga Wakatobi, setiap daerah mampu menyulap warisan budayanya menjadi karya seni.
“Akar budaya Indonesia tidak pernah tercabut justru semakin kuat dan mendalam. Hal ini juga sejalan dengan semangat ketahanan dan resiliensi pariwisata yang selalu ditekankan Presiden Prabowo yaitu bukan hanya bertahan, tetapi juga berinovasi,” ungkapnya.
WACI 2025 menjadi bukti bahwa karnaval bukan sekadar hiburan, tetapi sarana membangun kebanggaan, memperkuat diplomasi budaya, dan menggerakkan pariwisata nasional.
Melalui JFC, Jember kembali mengukuhkan diri sebagai ikon karnaval dunia yang tidak hanya merayakan kreativitas, tetapi juga merangkai persatuan Indonesia dalam satu panggung besar kebudayaan. (*)