KabarBaik.co – Meski alokasi pupuk subsidi Kabupaten Jember meningkat dua kali lipat di tahun 2024 ini tetapi tidak dibarengi dengan peningkatan distribusi kepada petani. Hingga memasuki musim tanam kedua, serapan pupuk subsidi masih rendah, yakni dibawah 30 persen.
Menurut Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Jember Jupriono, untuk penambahan itu ada berbagai macam jenis pupuk,diantaranya pupuk urea dari 37.000 ton menjadi 63.248 ton, sedangkan NPK dari 24.257 ton menjadi 51.839 ton.
“Dari kuota baru, untuk urea baru diserap 8.511 ton atau 29 persen, kemudian untuk NPK ada 10.740 ton atau 22 persen,” ujar Jupriono, Selasa (4/6).
Padahal, lanjut Jupri, pada bulan Juni diharapkan pupuk subsidi dapat terserap hingga 50 persen. Rendahnya serapan pupuk subsidi terkendala dari regulasi distribusi baru, yakni digitalisasi data petani dalam aplikasi yang digunakan kios-kios. Menurutnya hal itu, untuk memastikan penerima subsidi tepat sasaran.
“Kendala utama banyaknya petani yang tidak masuk dalam data Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok atau RDKK. Jadi dalam minggu ini Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) berkomitmen akan menyelesaikan penyesuaian RDKK baik dari dosis per hektar maupun jumlah petaninya,” tambahnya.
Disisi lain, Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) Jawa Timur, Jumantoro mengatakan memang fakta dilapangan ,serapan pupuk belum optimal.
“Nah, contoh gampangnya itu, bukan petani cari pupuk, tapi pupuk mencari petani. Karena memang banyak petani yang datanya hilang dan masih banyak petani-petani yang belum masuk di RDKK,” ungkapnya.
Menanggapi itu, Account Eksekutif PT Pupuk Indonesia Wilayah Tapal Kuda, Reza Arsadi, menjelaskan bila aplikasi yang digunakan kios itu masih baru diluncurkan. Menurutnya memang perlu pemutakhiran data dan beberapa upgrade server.
“Karena yang menggunakan kan seluruh Indonesia. Kedepan, insyaallah aplikasi ini bisa digunakan dengan fokus penyaluran tepat sasaran ke petani,” pungkas Reza.(*)