Wanita-Wanita di Balik Operasi Senyap KPK Kasus Suap di Ponorogo

oleh -197 Dilihat
INDAH PERTIWI
Indah Pertiwi. (Foto Medosi)

KabarBaik.co- Di balik setiap singgasana kuasa lelaki, hampir selalu ada bayang-bayang perempuan. Mereka yang berbisik, mengendalikan alur hingga janji-janji. Bukan sebagai ratu di panggung terang, melainkan turut sebagai penjaga pintu, perantara yang mungkin tak pernah tercatat dalam dokumen. Namun, tanpa mereka seringkali tak ada transaksi yang sampai ke tujuan.

Setidaknya, fakta itu juga tergambar dalam kanvas operasi tangkap tangan (OTT) KPK di Kabupaten Ponorogo, pada 7 November 2025. Selain menangkap Bupati Sugiri Sancoko dan sejumla nama lain, tiga nama perempuan juga muncul dari celah-celah jaringan dugaan skandal suap-menyuap.

Mereka bukan tersangka, setidaknya belum. Tapi, tanpa mereka, lembaran-lembaran uang itu mungkin tak akan pernah mengalir. Mereka adalah wanita-wanita di balik layar. Bukti bahwa dalam lingkaran kuasa, perempuan sering kali bukan sekadar pendamping, melainkan jembatan tak terlihat antara ambisi dan uang haram.

Diketahui, OTT KPK itu berawal dari dugaan suap pengurusan jabatan di lingkungan Pemkab Ponorogo. Khususnya untuk mempertahankan posisi Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono. Total suap yang mengalir mencapai Rp 1,25 miliar, ditambah fee proyek senilai Rp 14 miliar dan gratifikasi lainnya. KPK mengamankan 13 orang, termasuk empat tersangka. Yakni, Sugiri Sancoko (Bupati Ponorogo), Agus Pramono (Sekda), dr Yunus Mahatma (Direktur RSUD dr Harjono), dan Sucipto (rekanan swasta).

Nah, dalam keterangan KPK, terungkap alur uang itu tidak langsung ke tangan Bupati Sugiri Sancoko. Namun, melalui perantara perempuan-perempuan di lingkaran kuasa:

  1. Ninik Setyowati

Ninik Setyowati adalah ipar Bupati Sugiri Sancoko sekaligus Kepala Desa (Kades) Bajang, Kecamatan Balong, Ponorogo. Dia diduga menjadi salah satu pilar penting dalam aliran uang. Pada 7 November 2025, tepat saat OTT dilakukan, Ninik menerima uang sebesar Rp 500 juta atas perintah dari Sugiri. Uang ini merupakan bagian dari transaksi untuk proyek RSUD dan pengurusan jabatan.

Sebagai kepala desa, Ninik dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan pembangunan desa. KPK menyatakan bahwa perannya hanya terbatas sebagai perantara. Karena itu, sejauh ini hanya berstatus saksi. Penggeledahan di rumahnya juga menjadi salah satu lokasi kunci OTT, di mana bukti-bukti transaksi ditemukan.

  1. Elly Widodo

Elly Widodo, adik kandung Sugiri Sancoko, disebut turut memainkan peran vital dalam dua tahap penyerahan uang dalam proyek RSUD dr Harjono. Pada 2024, Elly menerima fee proyek senilai Rp 950 juta dan Rp 450 juta dari rekanan swasta, yang kemudian disalurkan ke kakaknya. Bahkan, pada 7 November 2025, Elly kembali diduga terlibat dalam penyerahan melalui ipar Ninik.

Sugiri diketahui tidak pernah menerima uang secara langsung; semuanya melalui Elly untuk menghindari jejak. Seperti Ninik, Elly juga sempat diamankan KPK selama OTT tetapi tidak dijadikan tersangka karena perannya dianggap Cuma sebagai “perantara biasa”. Dari kasus ini, sejumlah kalangan pun menyoroti risiko korupsi dalam ikatan darah, di mana kepercayaan keluarga dimanfaatkan untuk menyembunyikan alur dana gelap.

  1. Indah Bekti Pertiwi

Sosok paling mencuri perhatian publik adalah Indah Bekti Pertiwi (IBP) atau sering disebut Indah Pratiwi, seorang pengusaha peternakan melalui Omah Lembu Farm. Ia juga dikenal sebagai selebgram Ponorogo. Bahkan, disebut pula crazy rich. Indah disebut sebagai teman dari Yunus Mahatma, Direktur RSUD dr Harjono, dan berperan sebagai jembatan utama dalam perkarra suap untuk mempertahankan jabatan Yunus sejak Februari hingga November 2025.

Dalam OTT, Indah mengoordinasikan pencairan dana suap tahap ketiga senilai Rp 500 juta. Dalam keterangan KPK, Indah bekerja sama dengan pegawai Bank Jatim bernama Endrika untuk menarik uang tunai, yang rencananya diserahkan ke Sugiri dan Agus Pramono. Namun, sebelum uang disetor, KPK mengamankan uang tersebut. Indah juga berstatus sebagai saksi.

Sebelumnya, Indah dikenal aktif di media sosial. Ia sering membagikan gaya hidupnya dan konten sosial seperti interaksi dengan ODGJ setempat. Keterlibatannya itupun memicu spekulasi publik di media sosial tentang bagaimana pengaruh sosial dan bisnis bisa merasuk ke ranah kekuasaan di lingkaran pemerintahan.

Dalam beberapa hari terakhir, penyidik KPK telah melakukan penggeledahan di beberapa lokasi. Termasuk rumah dinas, kantor dinas seperti DPUPKP, dan rumah Yunus Mahatma di Madiun. Dari sejumlah lokasi itu, petugas menyita barang bukti seperti mobil. Ada Rubicon hingga BMW. Selain itu, jam tangan mewah, sepeda, dan dokumen proyek. Total bukti uang disebut mencapai Rp 1 miliar.

Pasca OTT tersebut, Bupati Sugiri Sancoko yang akrab dikenal dengan Kang Giri itu telah meminta maaf kepada publik. Sebelumnya, Kang Giri dikenal sebagai pemimpin yang relatif merakyat. Kader PDIP itu juga dikenal biasa hadir melalui media sosial dengan kalimat akrabnyak: Halo Prend…! Satu di antara legacy Kang Giri yang on progress adalah Monumen Reog dan Museum Peradaban, dan telah menjadi ikon baru di Jatim. Kini, untuk sementara waktu, nakhoda Kota Reog Ponorogo dikendalikan oleh Wabup Lisdyarita, yang ditunjuk sebagai Plt Bupati. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.