Warisan Tanpa Pamrih Heri Purnomo untuk Warga Kediri

oleh -123 Dilihat
WhatsApp Image 2025 09 20 at 2.34.04 PM 1
Aksi Heri Purnomo saat menambal jalan (Muhamad Dastian Yusuf)

KabarBaik.co – Nama Heri Purnomo (53) sudah tidak asing bagi masyarakat Kediri, khususnya mereka yang kerap melintasi jalan rusak di wilayah Kecamatan Kandangan, Kepung, hingga Plosoklaten. Sejak masih duduk di bangku SMA tahun 1991, pria kelahiran 24 Mei 1972 itu sudah terbiasa turun tangan menutup lubang jalan, bermodalkan tanah, pasir, dan batu.

“Orang tua dulu sering bilang, kalau ada duri atau batu di jalan tolong disingkirkan, pahalanya besar. Saya berpikir, kalau cuma minggirkan saja pahalanya besar, apalagi menambal jalan,” ujar Heri sambil tertawa kecil saat ditemui KabarBaik.co, Senin (22/9).

Motivasi dari orang tua itu menancap kuat hingga kini. Awalnya, Heri hanya mengandalkan biaya pribadi untuk membeli semen, pasir, hingga akhirnya beralih ke aspal setelah ia menjadi perangkat desa pada 2010, menjabat sebagai Kaur Pembangunan (kini Kasi Kersa), Dari situ pula ia mendapat ilmu teknis pengaspalan.

Tak selalu mulus, Heri pernah dianggap ‘melanggar aturan’ saat menambal jalan. Namun, ia tak gentar.

“Pernah ada orang bilang, menambal jalan itu bukan bagian saya. Tapi saya pikir, kalau bisa bantu orang biar tidak celaka, kenapa harus menunggu” tegasnya.

Kini, banyak warga ikut membantu melalui donasi. Ia mencatat dengan rapi setiap uang yang diterimanya, bahkan terkumpul hingga Rp 11 juta khusus untuk kegiatan menambal jalan. Beberapa kawan lama yang sudah merantau pun rutin mentransfer dukungan.

Setiap pagi selepas subuh, Heri melakukan survei jalan rusak dalam radius hingga 15 kilometer. Jika ada bahan, lubang langsung ditambal. Kadang ia berpacu dengan Dinas PUPR yang juga melakukan perbaikan di titik yang sama.

“Biasanya saya selesai jam 10 pagi, karena harus gantian menjaga toko di rumah. Anak saya kerja jam 11.30 WIB, jadi harus pulang lebih awal,” jelasnya.

Di balik aktivitasnya, Heri adalah seorang ayah dari tiga anak. Anak pertamanya, seorang laki-laki, kini bekerja di Malaysia. Saat masih di Kediri, Heri kerap meminta anaknya untuk membantunya menambal jalan. Dua anak perempuannya kini tinggal bersama Heri dan istrinya di Kediri.

“Alhamdulillah, anak-anak paham bahwa apa yang saya lakukan ini bukan cari keuntungan, tapi ibadah dan kepedulian,” ucapnya.

Tak hanya itu, Heri juga sering diminta warga desa lain untuk berbagi ilmu teknis menambal jalan. Ia bahkan ikut turun langsung mempraktikkan cara pengaspalan sederhana agar semangat gotong royong itu terus menular.

Bagi Heri, menambal jalan adalah panggilan hati dan tanpa pamrih. “Selama masih diberi umur, saya akan terus menambal jalan ini. Kalau saya bisa bantu, kenapa harus menunggu,” pungkasnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhamad Dastian Yusuf
Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.