KabarBaik.co – Anggota DPRD Jawa Timur Fraksi PDI Perjuangan, Yordan M. Batara Goa mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi radikalisme yang dapat muncul dari sikap eksklusif dalam kehidupan bermasyarakat.
Hal itu disampaikan Yordan dalam kegiatan Sosialisasi Toleransi dan Keberagaman bertema “Sosialisasi Penguatan Implementasi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika” di Harris Hotel & Conventions Gubeng, Jumat (17/10) malam.
Menurut Yordan, sikap eksklusif yang menutup diri dari keberagaman bisa menjadi akar munculnya ekstremisme. Jika dibiarkan, sikap itu dapat berkembang menjadi tindakan terorisme.
“Eksklusivisme bisa mengakibatkan seseorang menjadi ekstremis, yang berarti dia menganggap yang lainnya salah. Kalau dibiarkan, dia bisa menjadi teroris yang menggunakan kekerasan untuk meniadakan yang lain,” tegasnya.
Eksklusivisme sendiri, kata Yordan, merupakan sikap menolak keberagaman dan menjauhkan diri dari lingkungan sosial. Sikap seperti ini dapat mengikis semangat kebersamaan dan menghambat tumbuhnya toleransi.
Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Jawa Timur tersebut menjelaskan pentingnya perjumpaan lintas agama dan etnis dalam kehidupan sehari-hari.
“Ketika kita tidak mengalami perjumpaan dengan yang lain, maka kita bisa memiliki rasa jengkel, bahkan rasa memusuhi,” ujarnya.
Yordan menambahkan, pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama mewaspadai munculnya paham radikal yang dapat mengancam persatuan bangsa.
Berdasarkan hasil survei, sekitar 0,4 persen masyarakat Indonesia telah terpapar paham radikal. Sekilas angka tersebut terlihat kecil, namun jika dikonversi ke jumlah penduduk, berarti sekitar 600 ribu orang telah memiliki pandangan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.
“Kaum radikal cuma 0,4%. Tapi 0,4% itu setara dengan 600 ribu orang. Satu dari empat mahasiswa, satu dari empat pelajar SMA, satu dari lima pegawai, satu dari lima PNS, dan satu dari sepuluh pegawai BUMN tidak setuju dengan Pancasila,” ungkapnya.
Plt Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya itu pun mengajak seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi radikalisme dan terus memperkuat nilai-nilai kebangsaan.
“Ayo, angka ini harusnya membuat kita sadar, membuat kita waspada,” pungkas Yordan. (*)






