KabarBaik.co – Sebanyak 18 seniman Kota Batu memamerkan karya visual bertajuk ’Jejak Arang’ di Galeri Raos, mulai 20 hingga 30 September 2025. Pameran ini unik karena seluruh karya dibuat dengan menggunakan arang sebagai medium utama.
Seniman Gus Bandi menyebut pameran ini merupakan wujud kebebasan berekspresi tanpa batas media. “Bahkan dengan bahan seadanya kita bisa berkarya total. Intinya memakai media baru yang murah meriah, tapi tetap berkualitas,” ujarnya di Galeri Raos, Kota Batu, Senin (29/9).
Proses pembuatan karya bervariasi, lanjut Gus Bandi, ada yang selesai dalam dua jam hingga beberapa hari. Seluruh karya rampung dalam waktu satu minggu. Para seniman berasal dari rentang usia 35 tahun hingga di atas 60 tahun.
Deretan seniman yang terlibat antara lain Anwar, A. Rokhim, Agus Sujito, Agos Tobron, Badrie, Djoeari Soebardja, Gusbandi Harioto, M. Imon Fatoni, Prie Wahyuono, Riyanto Sinyo, Saihu, Slamet Henkus, Soegiono, Sugeng Pribadi Klemin, Syamsu Soeid, Watonisays, Yusfianto, dan Zhirenk.
Salah satu peserta, Prie Wahyuono, menambahkan seluruh karya dibuat murni dari arang, tanpa material tambahan. Ia bahkan membuat arangnya sendiri dari kayu damar, jambu, sengon, hingga waru.
“Arang dipilih karena melimpah, mudah diaplikasikan, serta menghasilkan jejak yang kuat. Sifatnya yang rapuh sekaligus merepresentasikan ekspresi manusia,” jelasnya.
Selain lukisan, pameran juga menghadirkan satu karya patung berjudul “At The Edge of The Horns” ciptaan Agus Sujito. Usai pameran, seluruh karya akan dihapus dan dinding galeri kembali dicat putih. (*)






