19 Rumah Terdampak Longsor di Bawah Jembatan Embong Brantas Kota Malang, Warga Panik dan Mengungsi

oleh -88 Dilihat
IMG 20251124 WA0029
Kondisi jembatan Embong Brantas yang ambles. (Foto: P. Priyono)

KabarBaik.co – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Malang pada Minggu (23/11) malam, memicu longsor di kawasan Jembatan Embong Brantas, Jalan Gatot Subroto. Jembatan tersebut menyambung dua wilayah yaitu Kelurahan Ksatrian dan Jodipan, Kecamatan Blimbing.

Material tanah dan lumpur menerjang permukiman padat penduduk hingga mengakibatkan 19 rumah terdampak.
Data di lapangan mencatat, 15 rumah berada di RT 01 RW 12, dengan rincian 13 rumah rusak ringan dan 2 rumah rusak sedang, sedangkan 4 rumah lainnya di RW 02 turut terendam lumpur.

Salah satu rumah dengan kerusakan sedang adalah milik Dasuki (60), warga RT 01 RW 12. Ia mengisahkan detik-detik saat material longsor mendadak menghantam rumahnya sekitar pukul 18.00 WIB.

“Tiba-tiba mendadak ada gempuran dari atas. Saya kira kecelakaan mobil yang sampai turun, soalnya material dari atas itu menghantam rumah,” ujarnya saat ditemui. “Keras sekali getarannya. Jadi saya langsung keluar,” lanjut Dasuki.

Saat kejadian hanya Dasuki dan istrinya yang berada di rumah. Material longsor merusak bagian belakang bangunan dan menimbun pakaian, lemari, dan sejumlah perabot rumah tangga.

“Rumah saya dua lantai. Yang satu cor, yang sebelah pakai gladak, rumah lama. Tembok belakang itu jebol semua,” ungkapnya. Karena kondisi rumah tidak lagi aman, Dasuki dan istrinya memilih mengungsi sementara ke rumah tetangga.

Dasuki berharap pemerintah dapat memberikan solusi agar rumahnya kembali layak huni. “Saya minta solusinya gimana supaya rumah saya bisa layak lagi, bisa ditinggali,” tambahnya.

Sementara itu, saksi mata sekaligus anggota Linmas Ksatrian, Ngateman, memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Menurutnya, genangan air mulai terlihat sekitar pukul 17.30 WIB, sebelum akhirnya longsor terjadi sekitar pukul 18.30 WIB. “Ambrolnya itu sekitar jam 18.30. Kalau genangan air sudah mulai sebelum magrib,” jelasnya.

Ia juga menyebut adanya perubahan kondisi aliran air setelah pemasangan paralon dan penataan jalan di kawasan tersebut. Perubahan itu dinilai membuat aliran air tidak lagi melewati jalur aspal seperti sebelumnya dan justru mengarah ke permukiman warga di bawah jembatan.

“Di bawahnya ini kan permukiman semua. Ada sekitar 19 rumah yang terdampak,” ujarnya. Hingga saat ini warga masih bergotong royong membersihkan material lumpur yang memenuhi gang dan beberapa rumah. Tumpukan tanah masih terlihat di sejumlah titik.

Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah daerah terkait penanganan lebih lanjut usai peristiwa longsor tersebut. Warga berharap ada upaya cepat untuk pemulihan dan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: P. Priyono
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.