KabarBaik.co – Kunjungan Kerja Mentan Andi Amran Sulaiman di titik kedua di Kabupaten Kediri, tepatnya di Pabrik Gula (PG) Djengkol, diwarnai dengan peluncuran sejumlah regulasi baru serta penegasan sikap terhadap sejumlah persoalan krusial di sektor tebu.
Dalam suasana penuh antusiasme, Mentan Amran menyampaikan langkah konkret pemerintah dalam mendukung petani sekaligus mendorong target swasembada gula nasional.
“Saya apresiasi Bupati Kediri, juga Walikota Kediri yang aktif membantu petani. Hari ini kami umumkan beberapa kebijakan penting, sebagai hasil dari usulan petani seluruh Indonesia,” ujar Amran kepada wartawan, Selasa (15/7).
Dalam pemaparannya, Amran menguraikan empat regulasi prioritas yang tengah digenjot oleh Kementerian Pertanian.
Pertama, Bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ditekan hingga 6 Persen Flat. Ini bertujuan memberi akses permodalan ringan bagi petani dan pelaku industri tebu.
Kedua, Subsidi Debit dan Dana Penyangga Pembelian Gula. Pemerintah menyiapkan dana awal sebesar Rp 200 miliar untuk mendukung debit perusahaan dan Rp 1,5 triliun untuk menjaga Harga Pokok Penjualan (HPP) gula di tingkat petani. Dana ini diharapkan dapat menjaga kestabilan harga dan mendukung produktivitas.
Ketiga, Perbaikan Tata Kelola Pupuk Subsidi. Amran menargetkan reformasi sistem distribusi pupuk dalam waktu dua minggu. Ia menyebut banyak ditemukan ketidaksesuaian data, pupuk yang dijual ke pihak lain, dan keterbatasan akses bagi petani sah.
“Kalau untuk petani padi saja bisa selesai, maka untuk tebu juga pasti bisa,” kata Amran.
Keempat yakni Aran menegaskan terkait Cabut Izin Pengecer Nakal. Amran mengingatkan seluruh pengecer yang menaikkan harga pupuk subsidi akan dicabut izinnya tanpa peringatan.
“Ini perintah langsung Bapak Presiden. Tidak bisa ditawar-tawar,” katanya.
Amran juga menyinggung penanganan mafia rembesan gula yang kini sudah masuk ranah hukum.
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak dalam kesempatan itu memaparkan bahwa provinsi ini menyumbang 52 persen dari total produksi gula nasional. Dengan luas tanam mencapai 245.000 hektare, produksi tebu Jawa Timur pada musim kemarau 2024 mencapai 16,8 juta ton.
“Dan Kabupaten Kediri adalah penyumbang tebu terbesar kedua di Jawa Timur, dengan luas area di atas 20.000 hektare,” ungkap Emil.
Sementara itu, Bupati Kediri Hanindito Himawan Pramana menekankan komitmennya untuk terus meningkatkan produktivitas tebu di wilayahnya. Pada 2024, luas tanam tebu di Kediri tercatat mencapai 20.454 hektare, dengan target naik menjadi 20.594 hektare pada 2025.
“Produksi kita sekarang rata-rata 108-109 ton per hektare. Target saya bisa naik jadi 110 ton,” ucap Mas Dhito.
Ia juga menekankan bahwa persoalan pupuk harus segera diselesaikan karena menjadi kunci dalam mendukung produksi.
“Nanti saya akan komunikasi intens dengan beliau (Mentan),” imbuhnya. (*)