KabarBaik.co – Karier cemerlang kembali lahir dari jajaran mantan Kapolres Gresik. Lima perwira menengah yang pernah memimpin Polres Gresik pada periode berbeda, kini sama-sama menyandang pangkat Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol). Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar: siapa di antara mereka yang akan lebih dulu menembus jabatan Kapolda?
Deretan nama itu dimulai dari Brigjen Pol E. Zulpan, Kapolres Gresik tahun 2014–2015. Lulusan Akpol 1995 ini kini mengemban amanah sebagai Direktur Program Sarjana STIK Lemdiklat Polri, setelah sebelumnya dikenal luas lewat berbagai jabatan strategis di bidang pembinaan dan hubungan masyarakat.
Setelah Zulpan, tongkat estafet kepemimpinan Polres Gresik pada 2015–2016 dipegang Brigjen Pol Ady Wibowo, lulusan Akpol tahun 1995. Saat ini, Ady -yang sebelumnya menjadi Irwasda Polda DIY- ditugaskan sebagai Auditor Kepolisian Utama Tingkat II di Slog Polri. Rekam jejak pengawasan internal membuatnya masuk dalam radar figur yang dinilai memiliki peluang kuat naik ke posisi lebih tinggi.
Nama ketiga adalah Brigjen Pol Adex Yudiswan, Kapolres Gresik periode 2016–2017. Perwira lulusan Akpol 1997 ini terus merangkak ke posisi strategis hingga akhirnya dipercaya sebagai Karojakstra Stamarena Polri sejak 20 September 2024. Jabatan perencanaan strategis menjadi modal penting bagi kenaikannya ke struktur pimpinan kewilayahan.
Sementara itu, Brigjen Pol Boro Windu Danandita, Kapolres Gresik tahun 2017–2018, kini menjadi Direktur Pencegahan (Dircegah) Kortas Tipikor Polri. Lulusan Akpol 1998 ini dikenal sebagai spesialis penindakan dan pencegahan korupsi, membuatnya masuk dalam jajaran perwira yang mendapat sorotan positif sebagai calon pejabat utama di masa depan.
Nama terakhir sekaligus salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Brigjen Pol Wahyu Sri Bintoro, Kapolres Gresik periode 2018–2019. Setelah bertugas sebagai ajudan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, jebolan Akpol 1998 ini kini dipercaya sebagai Penyidik Tindak Pidana Utama Tk. II Bareskrim Polri. Pengalaman di lingkaran RI-2 dinilai menjadi nilai tambah signifikan dalam kariernya.
Kini, kelimanya sedang berada di jalur yang sama: jalur menuju jabatan lebih tinggi, termasuk kemungkinan menduduki kursi Kapolda. Dengan pengalaman berbeda dan penugasan strategis masing-masing, persaingan karier mereka menarik dipantau. Siapa yang akan menembus jabatan Kapolda lebih dulu? Waktu yang akan menjawab. (*)






