6 Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Cabai dan Cara Mengatasinya

oleh -596 Dilihat
tanaman cabai
Foto Freepik

KabarBaik.co-  Cabai merupakan salah satu tanaman bumbu dapur yang seakan-akan menjadi kebutuhan pokok. Jangankan untuk masakan rumahan, masakan di warung hingga restoran mewah pun banyak mengandalkan si pedas ini.

Sepertinya masakan akan kurang afdol jika cabe tidak termasuk di dalam pembuatannya. Budidaya cabai merupakan salah satu tanaman yang banyak digeluti para petani nusantara. Tanaman cabai merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun, tanaman ini seringkali diserang oleh berbagai jenis penyakit yang dapat menurunkan hasil panen. Berikut adalah 6 penyakit umum yang sering menyerang tanaman cabai dan cara mengatasinya:

  1. Bercak Daun:

Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur cercospora capsici. Penyakit ini menyebar dibawa oleh angin, air hujan, hama vektor dan alat pertanian saat jamur masih berupa spora. Spora ini juga bisa menyerang benih atau biji cabe bahkan sebelum ditanam.

Tanaman cabai yang terjangkit penyakit bercak daun dapat ditandai dengan adanya bercak-bercak bundar berwarna abu-abu pada daun diikuti dengan pinggiran daun yang berubah menjadi coklat. Kondisi parahnya, daun akan menguning dan mulai berguguran di usia dini.

Cara mengatasi: Dengan cara memusnahkan tanaman yang terinfeksi agar tidak menyebar pada tanaman cabai lainnya, tanaman yang terinfeksi dibakar jika perlu. Kemudian, jika penyakit semakin parah, maka dapat diberikan fungisida sesuai dosis.

2. Layu Bakteri Ralstonia:

Layu bakteri ralstonia diakibatkan bakteri Pseudomonas solanacearum. Penyakit layu bakteri ralstonia ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa tanaman, pengairan, nematoda, atau alat pertanian. Bila tanaman cabai tua terserang, bagian yang akan layu pertama kali adalah daun sisi bawah. Sementara itu, jika menyerang tanaman cabai muda, layu akan terlihat bermula di daun bagian atas tanaman.

Selain gejala layu, ketika akar atau batang tanaman cabai dipotong melintang dan dicelupkan ke dalam air, terdapat indikasi khusus. Tatkala dicelupkan, akan tampak adanya cairan keruh koloni bakteri yang keluar dan melayang di air menyerupai kepulan asap.

Cara mengatasinya : Cabut dan musnahkan tanaman yang sakit kemudian manfaatkan agen antagonis Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. yang diaplikasikan bersamaan dengan pemupukan dasar. Gunakan bakterisida sebagai alternatif terakhir.

3. Virus Kuning:

Penyebab penyakit bule atau virus kuning ini adalah virus gemini yang dibawa dan ditularkan oleh kutu. Tanaman yang terjangkit penyakit ini akan terlihat menguning, baik daun ataupun batangnya.

Cara mengatasi: Tidak cukup hanya dengan menyemprotkannya racun-racun kimia seperti fungisida dan lain sebagainya. Namun pencegahan harus dilakukan sejak dini, yaitu memilih benih unggul yang tahan dari serangan virus atau basmi hama vektornya, yaitu kutu.

4. Layu Fusarium:

Gejala penyakit ini adalah daun tampak layu, mulai dari bagian bawah, lalu menguning hingga ke atas menuju ranting muda. Bagian tubuh tanaman cabai yang terkena infeksi penyakit ini akan tertutup hifa putih layaknya kapas. Apabila tanaman cabai terserang saat masih pertumbuhan, buah tetap dapat dihasilkan. Namun, jika penyakit sudah merambah wilayah batang, cabai-cabai muda akan berguguran.

Cara mengatasinya: Cabut dan musnahkan tanaman yang terserang. Kemudian Manfaatkan agen antagonis Trichoderma spp dan Gliocladium spp bersamaan dengan pemupukan dasar. Gunakan fungisida sesuai anjuran sebagai langkah terakhir.

5. Busuk Buah Antraknosa:

Gejala awal busuk buah antraknosa adalah munculnya bercak berwarna hitam, oranye, dan cokelat. Luka yang timbul akan semakin melebar dan membentuk lingkaran konsentris berdiameter 30 milimeter atau lebih.

Tak lama kemudian, buah akan berubah warna menjadi cokelat kehitaman dan membusuk. Sebagai informasi, busuk buah antraknosa dapat menyerang buah muda maupun matang.

Cara mengatasinya : Bersihkan lahan dan tanaman sakit agar tidak menyebar. Gunakan fungisida sesuai anjuran sebagai alternatif terakhir. Sebelum mulai menanam cabai, pilih benih yang tahan terhadap penyakit.
Penerapan kultur teknis berupa pergiliran tanaman, penggunaan benih sehat, dan sanitasi buah sakit perlu dilakukan.

6. Keriting Daun:

Tanaman yang terjangkit penyakit ini bisa ditandai dengan pertumbuhan tanaman yang menjadi kerdil, daunnya berukuran lebih kecil dari ukuran seharusnya, tulang daun berwarna kuning, dan perubahan warna daun yang belang-belang hijau muda dan hijau tua. Penyakit ini disebabkan oleh cucumber mosaic virus (CMV). Penyakit ini sebenarnya dibawa oleh aktifitas serangga.

Cara Mengatasi: Penyemprotan racun kimia untuk serangga diperlukan untuk membasmi serangganya. Untuk mengurangi resiko penyakit ini, maka lakukanlah pemupukan yang baik dan benar.

Cara Mencegah dan Mengatasi Penyakit Tanaman Cabai:

  • Pilih varietas tahan penyakit: Pilih varietas cabai yang memiliki ketahanan terhadap penyakit umum.
  • Sanitasi lingkungan: Jaga kebersihan kebun, buang sisa tanaman yang sakit, dan lakukan rotasi tanaman.
  • Pengendalian hama: Hama seperti kutu daun dan kutu putih dapat menjadi vektor penyakit. Lakukan pengendalian hama secara teratur.
  • Penyemprotan fungisida: Gunakan fungisida yang tepat dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
  • Pemberian pupuk berimbang: Pastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup.

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.