KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember akan menghadapi tantangan serius saat menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026.
Hal itu karena dana transfer dari pemerintah pusat dipangkas hingga sekitar Rp 270 miliar. Tentu itu memaksa Pemkab putar otak mencari strategi agar program pembangunan dan pelayanan publik tetap berjalan optimal.
Bupati Jember Muhammad Fawait menegaskan bahwa pengurangan dana perimbangan ini adalah fenomena nasional yang dialami seluruh kabupaten/kota.
Namun ia memastikan Pemkab akan mencari solusi agar dampak negatifnya tidak dirasakan oleh masyarakat.
“Penurunan dana transfer ini memang terjadi secara nasional, bukan hanya di Jember. Kami akan terus mencari celah agar pelayanan publik tetap maksimal.” katanya, Rabu (8/10).
Meski Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) berkurang, Pemkab Jember optimis pembangunan akan terus berlanjut berkat program bantuan dari pemerintah pusat lainnya.
Gus Fawait berharap program seperti Bantuan Presiden (Banpres) bisa menjadi kompensasi yang signifikan.
“Insyaallah, walaupun DAK dan DAU turun, tapi bantuan-bantuan seperti Banpres yang masuk ke Jember akan semakin besar,” jelasnya.
Menurutnya, bantuan pusat ini akan menjaga keberlangsungan pembangunan, khususnya pada sektor krusial seperti pendidikan dan infrastruktur. Ia mencontohkan, pembangunan fisik gedung sekolah di Jember tahun ini mengalami peningkatan signifikan.
Gus Fawait optimis alokasi pembangunan akan terus bertambah tahun depan seiring dukungan pusat.
“Tahun depan saya yakin tambah besar lagi. Jadi, penurunan DAK dan DAU mudah-mudahan tidak terlalu berpengaruh untuk Jember,” pungkasnya. (*)
