kabarbaik.co- Zat besi merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan oleh anak, terutama pada masa MPASI. Zat besi berperan penting dalam pembentukan hemoglobin, yaitu protein yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yaitu kondisi di mana jumlah sel darah merah dalam tubuh berkurang. Anemia dapat menyebabkan anak menjadi mudah lelah, lesu, dan pusing.
Untuk apasih zat besi?
Zat besi adalah mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi, termasuk:
- Pembentukan hemoglobin
Hemoglobin adalah protein yang terdapat dalam sel darah merah dan berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yaitu kondisi di mana jumlah sel darah merah dalam tubuh berkurang. Anemia dapat menyebabkan gejala seperti mudah lelah, lesu, dan pusing.
- Pembentukan mioglobin
Mioglobin adalah protein yang terdapat dalam otot dan berfungsi untuk menyimpan oksigen. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan otot menjadi lemah dan mudah lelah.
- Proses metabolisme
Zat besi berperan dalam berbagai proses metabolisme, seperti produksi energi, sintesis DNA, dan fungsi enzim.
- Sistem kekebalan tubuh
Zat besi berperan dalam sistem kekebalan tubuh, terutama dalam produksi sel darah putih.
- Pertumbuhan dan perkembangan
Zat besi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada anak-anak dan remaja.
Kebutuhan zat besi harian untuk orang dewasa adalah 8 miligram (mg) untuk wanita dan 18 mg untuk pria. Kebutuhan zat besi harian untuk anak-anak berbeda-beda, tergantung pada usia.
Berikut adalah kebutuhan zat besi harian untuk anak-anak:
Usia | Kebutuhan Zat Besi Harian (mg) |
---|---|
0-6 bulan | 0,27 mg |
7-12 bulan | 11 mg |
1-3 tahun | 7 mg |
4-8 tahun | 10 mg |
9-13 tahun | 8 mg |
14-18 tahun | 11 mg |
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa anak mendapatkan asupan zat besi yang cukup, terutama pada masa MPASI.
Berikut adalah beberapa sumber makanan tinggi zat besi yang dapat diberikan kepada anak pada masa MPASI:
- Daging merah
Daging merah merupakan sumber zat besi heme, yaitu jenis zat besi yang lebih mudah diserap oleh tubuh. Daging merah yang kaya akan zat besi antara lain daging sapi, daging kambing, dan daging domba.
- Hati ayam atau hati sapi
Hati ayam atau hati sapi juga merupakan sumber zat besi heme yang baik. Dalam 100 gram hati ayam, terkandung sekitar 3,6 mg zat besi.
- Telur
Telur merupakan sumber zat besi non-heme, yaitu jenis zat besi yang lebih sulit diserap oleh tubuh. Namun, telur tetap merupakan sumber zat besi yang baik. Dalam 1 butir telur, terkandung sekitar 1 mg zat besi.
- Sayuran berdaun hijau
Sayuran berdaun hijau, seperti bayam, kale, dan keciwis, juga merupakan sumber zat besi non-heme yang baik. Dalam 100 gram bayam, terkandung sekitar 3,5 mg zat besi.
- Kacang-kacangan
Kacang-kacangan, seperti kacang merah, kacang kedelai, dan kacang hijau, juga merupakan sumber zat besi yang baik. Dalam 100 gram kacang merah, terkandung sekitar 6,6 mg zat besi.
- Buah-buahan
Beberapa buah-buahan, seperti buah naga dan buah bit, juga mengandung zat besi. Namun, kandungan zat besi dalam buah-buahan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sumber makanan lainnya.
Untuk membantu penyerapan zat besi, sebaiknya tambahkan sumber vitamin C ke dalam makanan anak. Vitamin C dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi non-heme.
Berikut adalah beberapa contoh menu MPASI yang kaya akan zat besi:
- Bubur susu dengan daging ayam
- Bayam tumbuk dengan telur
- Kacang merah rebus dengan sayuran
- Buah naga potong-potong
Orangtua dapat mengombinasikan berbagai sumber makanan tinggi zat besi untuk memastikan bahwa anak mendapatkan asupan zat besi yang cukup.(LIS)