
KabarBaik.co – Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menunjukkan keseriusannya dalam mengamankan pelaksanaan musim haji 1446 Hijriah atau tahun 2025. Ribuan personel keamanan menggelar apel pasukan besar-besaran di Padang Arafah, lokasi krusial untuk prosesi wukuf yang akan dilaksanakan pada Kamis (5/6).
Menjelang puncak haji pada 8 Zulhijjah, otoritas Arab Saudi memperketat pengamanan. Pintu masuk kota Makkah kini dijaga ratusan polisi dan otoritas Arab Saudi.
Setiap orang yang masuk diperiksa dengan teliti, mulai dari identitas hingga barang bawaan.
Bahkan, rombongan tim wartawan dari Indonesia di Arab Saudi pun tak luput dari pemeriksaan ketat ini.
“Jika tidak ada kesesuaian identitas, maka akan diinterogasi,” ujar Seera Safira, 41 tahun, seorang reporter TVOne, mengenai pengetatan ini.

Hal serupa diungkapkan oleh Sudrajat, 56 tahun, fotografer asal Jakarta, yang menyebutkan bahwa pemeriksaan tidak hanya dilakukan sekali, bahkan ada yang sampai dua kali, meski pemeriksaan kedua tidak seketat yang pertama.
Kekuatan dan kesiapan aparat dalam menghadapi berbagai potensi ancaman ini tampak dari siaganya polisi militer, pemadam kebakaran, tim medis, tim SAR, hingga pasukan khusus antiteror, semua unsur menunjukkan kemampuannya untuk melindungi sekitar dua juta jemaah haji dari seluruh dunia.
Pengetatan ini tak lepas dari tantangan yang dihadapi otoritas Arab Saudi, yaitu banyaknya jemaah haji ilegal. Fenomena ini bahkan menyebabkan sejumlah jemaah haji meninggal dunia karena mengambil jalur tidak resmi.
Tujuan utama pengetatan ini adalah untuk menjamin pengamanan maksimal bagi jemaah, bahkan dalam situasi darurat sekalipun. Fokus pengamanan tidak hanya di Arafah, tetapi juga diperluas ke Mina, Muzdalifah, dan Masjidil Haram, yang merupakan pusat kegiatan ibadah haji.
Dengan persiapan matang ini, Arab Saudi berkomitmen penuh untuk memastikan seluruh rangkaian ibadah haji berjalan aman, lancar, dan khusyuk bagi seluruh jemaah, sekaligus menekan praktik haji ilegal yang membahayakan.(*)