Asfiksia Autoerotik, Kenikmatan Seksual yang Mengintai Kematian

oleh -689 Dilihat
a3fb6a6b 10bc 4afb 969d bbe87c646e0f
Ilustrasi. (Foto: Ist)

KabarBaik.co – Salah satu penyimpangan seksual adalah asfiksia autoerotic. Penyimpangan seksual ini merupakan tindakan membatasi pasokan oksigen ke otak secara sengaja dalam konteks masturbasi, dengan tujuan meningkatkan intensitas orgasme.

Asfiksia autoerotik mungkin bukan istilah yang umum di telinga masyarakat awam. Namun, bagi kalangan medis dan forensik, praktik ini bukan hal baru.

Meski terdengar ekstrem, praktik ini benar-benar dilakukan dan telah menimbulkan banyak kasus kematian tidak disengaja di seluruh dunia.

Secara medis, asfiksia berarti kondisi kekurangan oksigen dalam tubuh, khususnya ke otak. Asfiksia autoerotik adalah saat seseorang dengan sadar membatasi aliran udara ke tubuhnya—biasanya melalui pencekikan atau pengikatan leher—saat melakukan aktivitas seksual, terutama masturbasi.

Praktik ini didasari pada keyakinan bahwa sedikit kekurangan oksigen ke otak akan memperkuat orgasme karena perubahan kimia dalam tubuh, seperti peningkatan kadar karbon dioksida, adrenalin, dan dopamin.

Misteri Kamar 105: Serba Hitam di Balik Kematian Diplomat Kemenlu Arya Daru

Pelaku asfiksia autoerotik biasanya menggunakan benda-benda seperti tali atau ikat pinggang, kantong plastic, kain yang dililitkan di leher, atau benda lain yang berpotensi untuk membatasi oksigen. Bahkan pelaku asfiksia autoerotik ada yang menggunakan tangan sendiri untuk mencekik

Beberapa pelaku melakukan tindakan ini sambil melihat konten pornografi atau dengan membayangkan sesuatu yang merangsang secara seksual. Banyak dari mereka membuat sistem ‘pengaman’, seperti simpul yang bisa lepas jika pingsan, tapi metode ini sering gagal.

Secara psikologis, pelaku asfiksia autoerotic bisa merasa bersalah, malu, atau memiliki kecemasan sosial tinggi. Mereka juga cenderung melakukan ini secara diam-diam, bahkan dari pasangan sendiri.

Banyak pelaku berasal dari latar belakang normal, termasuk pelajar, karyawan, bahkan figur publik. Praktik ini biasanya tidak terdeteksi sampai terjadi kecelakaan fatal.

Bahaya dan Risiko Kematian Akibat Asfiksia Autoerotik

1. Hilang kesadaran mendadak

Saat otak kekurangan oksigen, pelaku bisa pingsan dalam hitungan detik tanpa sempat melepaskan jeratan.

2. Gagalnya sistem pelepas darurat

Banyak yang merancang metode “aman”, namun sering gagal saat kehilangan kesadaran.

3. Salah dikira bunuh diri

Kematian karena asfiksia autoerotik sering disalahartikan sebagai tindakan bunuh diri karena posisi tubuh dan barang-barang di sekitar korban.

4. Stigma dan penyangkalan keluarga

Keluarga sering menolak diagnosis ini karena dianggap memalukan, membuat penyelidikan jadi rumit.

Asfiksia autoerotik adalah praktik berisiko tinggi yang membawa konsekuensi besar. Di balik pencarian kenikmatan, tersimpan ancaman nyata yang bisa mengakhiri hidup seseorang dalam sekejap. Meski dilakukan secara pribadi, dampaknya bisa menghancurkan keluarga dan menimbulkan trauma mendalam.

Membuka ruang diskusi yang aman dan edukatif soal seksualitas bisa menyelamatkan nyawa. Sebab kadang, hal yang paling berbahaya bukan apa yang kita lakukan—tetapi apa yang kita lakukan dalam diam, tanpa pengetahuan yang cukup. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Rizqi Hidayahtulloh
Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.