KabarBaik.co- Tahun Baru Islam 1447 Hijriah dimulai Kamis malam, 26 Juni 2025. Tanggal ini menandai masuknya bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah yang memiliki makna istimewa bagi umat Islam. Tidak sekadar pergantian tahun, momentum ini juga menjadi kesempatan untuk merefleksikan perjalanan spiritual, memperkuat keimanan, dan menyusun kembali niat serta tujuan hidup dalam bingkai nilai-nilai Islam.
Muharram dikenal sebagai salah satu dari empat bulan suci dalam Islam. Dalam tradisi keislaman, bulan ini dihormati sebagai waktu yang penuh kedamaian dan keberkahan. Banyak umat Muslim yang memperbanyak ibadah, sedekah, dan amal kebajikan, serta memperbaiki hubungan sosial di tengah masyarakat. Momen ini dirayakan secara tenang, jauh dari perayaan meriah, karena muatannya lebih pada kontemplasi dan penguatan spiritual.
Puncak dari bulan Muharram jatuh pada tanggal 10, yang dikenal sebagai Hari Asyura. Pada tahun ini, Hari Asyura diperingati pada Sabtu, 5 Juli 2025, sementara sehari sebelumnya, yaitu 9 Muharram atau Tasu’a, jatuh pada Jumat, 4 Juli 2025.
Dua hari tersebut memiliki nilai ibadah dan sejarah yang mendalam. Dalam tradisi Sunni, puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram dianjurkan sebagai bentuk rasa syukur atas peristiwa keselamatan Nabi Musa AS dari Firaun. Sementara itu, umat Syiah mengenang tragedi Karbala yang terjadi pada 10 Muharram, di mana cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain bin Ali, syahid dalam perjuangannya menegakkan keadilan.
Penetapan tanggal-tanggal penting ini didasarkan pada metode hisab dan rukyatul hilal, yang menandai awal bulan Hijriah melalui pengamatan posisi bulan dan perhitungan astronomis. Karena kalender Hijriah bersifat lunar, setiap tahunnya tanggal-tanggal Islam bergeser sekitar 11 hari lebih awal dibandingkan kalender Gregorian. Dengan demikian, pergantian tahun Hijriah tidak hanya menjadi penanda waktu, tetapi juga titik tolak baru dalam perjalanan spiritual umat Islam.
Dengan datangnya tahun 1447 Hijriah, umat Muslim di seluruh dunia diharapkan menjadikan Muharram sebagai awal yang penuh makna, sebuah kesempatan untuk memperbarui tekad, memperdalam ibadah, dan menumbuhkan kembali semangat meneladani nilai-nilai keimanan, perjuangan, dan kemanusiaan yang diwariskan oleh para nabi dan tokoh Islam terdahulu. (*)








