GRESIK – Sejumlah desa di Kabupaten Gresik mulai dilanda kekeringan dan kesulitan air bersih seiring dengan datangnya musim kemarau dan El Nino. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, sebanyak 64 desa terancam kekeringan pada musim kemarau tahun 2023. Penyaluran air bersih pun mulai dimasifkan.
Kepala BPBD Gresik Darmawan mengatakan, BMKG memprediksi kemarau tahun 2023 akan tiba lebih awal dari sebelumnya. Puncak musim kemarau tahun ini diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus. Berbagai mitigasi pun telah dilakukan karena berbarengan dengan El Nino atau suhu hangat di lautan.
Tidak jauh beda dari tahun lalu, puluhan desa terancam kekeringan. “Kami sudah melakukan pemetaan wilayah yang berpotensi terdampak kekeringan tahun 2023 ini. Sebanyak 64 desa yang tersebar 11 kecamatan berpotensi terdampak kekeringan,” ungkap Darmawan, Kamis (3/8).
Desa terdampak kekeringan itu pun hampir merata. Akan tetapi mayoritas berada di Kecamatan Cerme dan sekitarnya. Wilayah yang terdampak kekeringan akan mengalami kesulitan air bersih. Sebab sumber air dari sumur – sumur rumah warga tidak lagi keluar.
Pihaknya pun menyiagakan sejumlah mobil tangki air bersih. Mobil tangki diterjunkan di wilayah terdampak air kekeringan. Diantaranya di Kecamatan Duduksampeyan, Balongpanggang dan Kecamatan Dukun. “Kami menyiagakan sebanyak 5 mobil tangki yang siap mendistribusikan air bersih,” tukasnya.
Kabar baiknya, kekeringan yang melanda Kabupaten Gresik mendapat perhatian banyak pihak. Salah satunya Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1995. Di momentum 28 tahun mengabdi, Polri mendistribusikan sebanyak 20 tangki air bersih kepada warga di delapan desa, Kecamatan Duduksampeyan.(kb04)