Awal Tahun Tindak 7 Perusahaan Nakal, Kepala DLH Gresik: Tidak Ada Kompromi!

oleh -634 Dilihat
7e94b0a9 f14b 4831 99e6 533be8c76a7f
Kepala DLH Gresik Sri Subaidah saat sidak pembuangan limbah. (Foto: Ist)

KabarBaik.co – Pada awal tahun 2025 yang masih berjalan lima bulan ini, tujuh perusahaan berhasil ditindak oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik. Mereka terbukti mencemari lingkungan dan melanggar regulasi.

Di bawah kepemimpinan Kepala DLH Gresik Sri Subaidah, aturan-aturan itu tak lagi sekadar huruf mati. Ia hidupkan dalam tindakan, dijalankan tanpa gaduh dan tanpa kompromi.

“Kami tidak pernah berkompromi dalam hal ini. Semua sanksi dilakukan sesuai prosedur. Tegas tapi tetap pembinaan,” ujar Subaidah saat dihubungi, Kamis (15/5).

Ia berbicara pelan, tetapi setiap kalimatnya seperti palu kecil yang mengetuk meja keadilan. Tak menggelegar, namun mantap. Tak emosional, tapi penuh kejelasan.

Selama menjabat sebagai Kepala DLH Gresik, Subaidah mengaku belum pernah menerima tekanan politik atau intervensi kekuasaan. “Mungkin karena mereka sudah tahu gaya saya begini. Jadi yang mau intervensi juga tidak berani,” ucapnya sambil terkekeh kecil.

Kini, DLH Gresik bergerak cepat. Laporan masyarakat tak dibiarkan mengendap dalam map-map usang. Setiap keluhan, setiap dugaan pencemaran, langsung dijemput. Tak jarang, dengan tim yang jumlahnya tak sebanding dengan luas persoalan, mereka tetap turun ke lapangan.

Zauji, Kepala Bidang Pencemaran dan Pengendalian Lingkungan DLH Gresik, menyebut pemimpinnya itu sebagai sosok yang tak pernah puas hanya dengan kata “sudah”.

“Ketika ada laporan dugaan pencemaran, beliau selalu mendorong kami segera menindaklanjuti. Meski anggaran dan sumber daya terbatas, beliau mendorong lahirnya solusi-solusi baru,” ujarnya.

Subaidah, menurutnya, tak bekerja dengan gaya flamboyan. Ia bukan tipikal pejabat yang doyan potong pita atau gemar disorot kamera. Tapi diam-diam, ia mengatur ritme institusinya dengan irama kepastian. Tidak tergesa, tapi tidak pula melambat.

Diketahui juga setelah 11 tahun Gresik tak kunjung mendapatkan piala Adipura, dibawah komandonya DLH Gresik berhasil meraih Penghargaan Adipura 2023 kategori Kota Sedang dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). “Saya hanya menjalankan amanah. Penguat saya cuma satu: ibadah,” ucapnya, pendek.

Ketika ditanya lebih lanjut soal pencapaian-pencapaian itu, Subaidah memilih diam. “Takut menghilangkan keikhlasan,” katanya pelan. Jawaban yang terdengar asing di tengah dunia birokrasi yang kerap gemar mengklaim kebaikan dan melipat-lipat pencitraan.

Purwaningtyas Noor Mariansyah, Kepala UPT Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) DLH Gresik, mengungkap dedikasi Subaidah dalam pengelolaan sampah. Ia menyebut sang kadis sebagai sosok yang tak kenal kata “tidak bisa”.

Salah satu program ambisius yang kini tengah ia rancang adalah mining landfill—tambang sampah lama yang menjadi solusi modern untuk tumpukan sampah yang sudah bertahun-tahun membusuk tanpa harapan. Di tangan Subaidah, tumpukan itu tak hanya diurai, tapi juga dijadikan sumber daya.

Dalam dunia yang makin bising oleh jargon, Sri Subaidah menjadi pengecualian. Ia hadir seperti aliran sungai yang tenang tapi terus mengikis batu. Langkah-langkahnya senyap, tapi berdampak. Ia tidak butuh pengeras suara, karena ketegasannya cukup nyaring untuk menggugah siapa pun yang berani merusak bumi.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Muhammad Wildan Zaky
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.