KabarBaik.co – Tingginya angka kecelakaan di perlintasan kereta api menjadi perhatian serius di Kabupaten Jember.
Wilayah ini tercatat sebagai daerah dengan jumlah perlintasan sebidang tak terjaga terbanyak di area operasi PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember.
Manager Hukum dan Humas PT KAI Daop 9 Jember Cahyo Widiantoro mengungkapkan, dari total 311 perlintasan sebidang di wilayahnya, ada 122 di antaranya tidak terjaga.
“Dari jumlah itu , Jember memang mendominasi dengan 52 titik yang belum dijaga, menempatkannya di posisi teratas sebagai daerah paling rawan,” ujar Cahyo usai sosialisasi keselamatan yang digelar di perlintasan sebidang JPL 139 Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, Rabu (24/9).
Cahyo mengatakan, acara ini merupakan bagian dari peringatan Hari Perhubungan Nasional dan HUT ke-80 PT KAI, yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya keselamatan saat melintas.
Selain faktor infrastruktur, lanjut Cahyo perilaku pengguna jalan juga menjadi penyebab utama kecelakaan.
“Banyak pengendara yang terburu-buru dan mengabaikan rambu-rambu lalu lintas, seperti tidak berhenti dan menengok kanan-kiri sebelum melintas,” ungkapnya.
PT KAI mencatat, sepanjang tahun 2025 sudah terjadi 15 kecelakaan di perlintasan sebidang. Meskipun Probolinggo mencatat angka tertinggi dengan 5 kejadian, Jember dan Banyuwangi masing-masing menyumbang 4 kasus, yang mayoritas terjadi di perlintasan tanpa palang pintu.
Untuk mengatasi permasalahan ini, PT KAI Daop 9 Jember menggandeng berbagai pihak, mulai dari Dinas Perhubungan, Kepolisian, TNI, hingga komunitas pecinta kereta api.
“Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih berhati-hati dan disiplin,” jelasnya.
Cahyo menambahkan, penanganan keselamatan di perlintasan ini merupakan tanggung jawab bersama.
“Kewenangan penertiban dan pembangunan di perlintasan sebidang disesuaikan dengan status jalan, apakah itu jalan kabupaten, provinsi, atau nasional,” pungkasnya. (*)