Banjir Film Bergenre Horor, Film Lafran Jadi Oase Penginspirasi Anak Muda, Mulai Besok Serentak di Gedung Bioskop

Editor: Hardy
oleh -1079 Dilihat
Nibar Film Lafran di Kota Surabaya pada 14 Juni 2024 lalu.

KabarBaik.co- Di tengah marak film bergenre horor, Film Lafran seolah menjadi satu oase. Penginspirasi anak-anak muda dan para mahasiswa. Film itu dibintangi Dimas Anggara. Menceritakan tentang sosok Lafran Pane, seorang pahlawan nasional, pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Pada bulan pahlawan November 2023 lalu, KAHMI telah merilis trailer dan poster resmi film Lafran tersebut. Nah, mulai besok (20/6), film biopik itu akan diputar serentak di gedung bioskop di seluruh Indonesia. Dalam beberapa hari terakhir, sudah tergelar nonton bareng (nobar) keluarga HMI dan KAHMI di sejuamlah kota besar. Termasuk di Kota Surabaya pada 14 Juni lalu.

Film ini berawal dari cerita Lafran yang telah ditinggal dua perempuan tercintanya. Sang ibu meninggal saat Lafran berusia 2 tahun. Beberapa tahun kemudian, nenek tercinta juga berpulang.

Bagi Lafran, kehilangan dua perempuan paling berjasa dalam hidupnya, seperti kapal kehilangan kemudi. Betapa tidak, Sutan Pangurabaan, sang ayah, yang juga tokoh pergerakan di Sumatera Utara terlalu sering berpergian. Lafran pun harus tinggal bersama kakaknya.

Baca juga:  Misi Cooling Down Situasi Kamtibmas, Mahasiswa Nganjuk Bagikan Sembako

Di usia muda itulah, Lafran menjadi sosok ’’pemberontak’’ pada sebuah kondisi  ketidakadian. Situasi itu menuntut Lafran mesti pindah ke sejumlah sekolah. Bahkan, Lafran sempat menjadi petinju jalanan. Sang kakak, Sanusi dan Armijn Pane, sebagai pendorongnya. Bukan tanpa alasan, agar energi pemberontakan Lafran diubah dalam bentuk karya.

Perjalanan dari Tapanuli Selatan ke Jakarta hingga Jogjakarta, mewarnai perubahan cara pandang Lafran dalam berjuang. Idealismenya menguat. Prinsip hidup harus ditegakkan. Lafran mempunyai visi besar dalam memperjuangkan ke-Indonesia-an.

Pada masa pendudukan Jepang, Lafran sempat ditahan. Pasalnya, ia membela para peternak sapi. Lafran dibebaskan, setelah ayahnya memberikan jaminan. Menebusnya dengan menyerahkan bus Sibual-buali kepada tentara Jepang.

Kondisi itu tidak lantas membuat Lafran menjadi terdiam. Sejak itu, Lafran makin semangat dan antusias terlibat dalam berbagai arus gerakan kemerdekaan. Termasuk menjadi bagian dari para pemuda yang mendorong Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan Kemerdekaan RI.

Kala kuliah di Jogjakarta, Lafran gundah. Dia menilai kaum muslim terpelajar terlalu larut dalam pemikiran sekular. Mereka sering melupakan ibadah utama. Karena itu, muncul gagasan untuk mendirikan sebuah organisasi mahasiswa. Yang berjuang dalam bingkai keislaman dan keindonesiaan. HMI, nama organisasi yang diinisiasi Lafran itu.

Baca juga:  Bingung Cari Organisasi Mahasiswa Ekstra yang Cocok? Coba Baca Ini

Awalnya, tidak mudah. Kehadiran HMI justru ditentang oleh organisasi massa Islam yang sudah ada. Terlebih, muncul resistensi dari gerakan kelompok sosialis. Dari semua pertentangan dan gesekan yang dihadapi, Lafran berketepatan hati untuk terus menegakkan HMI. “Saya Lillahi Ta’ala untuk Indonesia,’’ kata Lafran dalam trailer film itu.

Lafran lahir di Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Selatan, pada 5 Februari 1922. Ia meninggal dunia di usia 69 tahun atau 25 Januari 1991 silam. Lafran menempuh Akademi Ilmu Politik UGM pada April 1948. Lafran termasuk mahasiswa yang pertama meraih gelar sarjana, pada 26 Januari 1953. Menjadi sarjana ilmu politik pertama di Indonesia.

Selama masa hidupnya, Lafran banyak menghabiskan waktunya menjadi dosen di sejumlah kampus atau universitas. Di antaranya, IAIN Sunan Kalijaga yang kini menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogjakarta. Sejak 1 Desember 1966, Lafran diangkat menjadi guru besar (profesor) untuk mata kuliah Ilmu Tata Negara.

Baca juga:  Nobar Film Lafran Pane di Banyuwangi Hidupkan Semangat Juang Kalangan Pemuda

Menurut Arief Rosyid Hasan, produser eksekutif Film Lafran, ide pembuatan  film ini berawal dari Akbar Tandjung. Mentan ketua umum PB HMI itu menyebut, pentingnya peran HMI dan organ-organ pendukungnya kembali memperjuangkan cita-cita dan gagasan Lafran Pane tentang ke-Indonesia-an yang menyatukan. ‘’’Siapapun itu mereka yang pernah merasa sebagai kader HMI, mesti menyaksikan film Lafran ini,” katanya dalam siaran media, November 2023 lalu.

Sementara itu, Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI Ahmad Doli Kurnia menegaskan, kepahlawanan itu harus disampiakan kepada publik. Kendati nama Lafran tak sepopuler para pendiri bangsa, tapi terdapat sisi keteladanan yang dapat diajarkan untuk anak-anak muda.

‘’Kami sadar, untuk menjadikan sebuah film biografi yang sangat kuat pesannya, tidaklah mudah. Butuh empat generasi kepemimpinan KAHMI untuk menuntaskan film ini,” ujar politikus Golkar itu kepada awak media kala itu. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.