KabarBaik.co – Sepanjang tahun 2024, peran bank-bank milik pemerintah dalam menopang pertumbuhan sektor riil di Jawa Timur semakin menunjukkan pengaruh signifikan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, penyaluran kredit ke berbagai sektor produktif mengalami peningkatan tajam, terutama pada sektor pertanian, industri pengolahan, dan pertambangan.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi penerima kredit tertinggi dibanding sektor lainnya. Kredit yang disalurkan ke sektor ini pada Januari tercatat sebesar Rp 29.861 miliar, dan secara konsisten mengalami peningkatan hingga mencapai Rp 31.035 miliar pada akhir tahun.
Pertumbuhan tersebut mencerminkan keyakinan perbankan terhadap ketahanan dan prospek sektor pertanian di Jawa Timur. Kebutuhan pembiayaan untuk pengadaan pupuk, bibit, alat pertanian modern, serta pengembangan infrastruktur pendukung menjadi pendorong utama meningkatnya permintaan kredit.
Sementara itu, sektor industri pengolahan juga mencatat kinerja impresif dalam penyerapan kredit sepanjang tahun. Pada Januari, nilai pinjaman yang disalurkan mencapai Rp 56.157 miliar dan terus meningkat hingga mencapai Rp 62.943 miliar pada bulan Desember. Puncak tertinggi terjadi pada Oktober dengan kredit senilai Rp 81.088 miliar, mencerminkan lonjakan aktivitas produksi menjelang musim permintaan akhir tahun.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa pelaku industri, khususnya manufaktur skala menengah dan besar, masih sangat bergantung pada pembiayaan dari bank-bank pemerintah untuk mendukung operasional, ekspansi usaha, serta modernisasi peralatan produksi.
Di sisi lain, sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan pola fluktuatif. Namun, tetap stabil dalam jangka panjang. Kredit di sektor ini tercatat sebesar Rp 962 miliar pada Januari dan meningkat signifikan menjadi Rp 1.869 miliar di bulan Desember. Kenaikan pada akhir tahun ini kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan pembiayaan untuk eksplorasi dan pengadaan alat berat sebagai persiapan proyek jangka panjang.
Berbeda dengan tren positif sektor lain, pengadaan listrik dan gas justru mengalami penurunan penyaluran kredit sepanjang tahun. Dari Rp 763 miliar di awal tahun, jumlah tersebut menurun menjadi Rp 494 miliar di akhir Desember. Penurunan ini diduga terkait dengan efisiensi pengeluaran di sektor energi, atau kemungkinan adanya penundaan pelaksanaan proyek-proyek besar infrastruktur kelistrikan dan gas di wilayah ini.
Secara keseluruhan, tren penyaluran kredit oleh bank-bank pemerintah selama 2024 menunjukkan peran strategis dalam mendorong aktivitas ekonomi sektor riil di Jawa Timur. Dengan meningkatnya dukungan pembiayaan, terutama di sektor pertanian dan industri pengolahan, Provinsi Jawa Timur menunjukkan ketangguhannya dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi melalui penguatan fondasi sektor produktif. (*)






