KabarBaik.co – Menghadapi potensi bencana, Banyuwangi terus memperkuat kesiapsiagaan dengan melibatkan masyarakat dan meningkatkan sarana prasarana. Hal ini disampaikan oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Jumat (19/7).
“Tidak hanya sarana dan prasarana, tetapi juga sumber daya manusia (SDM) harus dipersiapkan dengan baik. Tak hanya petugas BPBD, seluruh masyarakat harus dilibatkan agar siap siaga menghadapi bencana,” jelas Ipuk.
Upaya pelibatan masyarakat ini diwujudkan melalui berbagai program, seperti Sekolah Tanggap Bencana dan Desa Tanggap Bencana.
“Ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Banyuwangi untuk menguatkan kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat,” imbuhnya.
Terpisah, Kalaksa BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto mengatakan, tantangan kebencanaan Banyuwangi saat ini adalah kekeringan.
Beberapa wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan ekstream diantaranya Wongsorejo, Tegaldliomo, Pesanggaran dan Genteng.
Upaya mitigasi yang dilakukan salah satunya dengan menempatkan tandon-tandon air ke titik di masing-masing desa yang rawan bencana kekeringan. Tandon ini kata Dia, bisa pindah-pindah.
“Kita kasih tandon-tandon air, ada yang 5 ribu liter, ada yang 1.200,” bebernya.
Saat ini, lanjutnya, BPBD Banyuwangi kembali mendapatkan dropping lagi sebanyak 50 tandon dari BPBD Provinsi Jawa Timur. Sehingga jika nanti terjadi kekeringan di salah satu wilayah Banyuwangi BPBD Banyuwangi tinggal dropping ke lokasi yang membutuhkan.
“Kita sudah MoU sama PUDAM. Insya allah aman,” katanya.
Baru-baru ini, menurut Danang, BPBD Banyuwangi mendapatkan bantuan dana dari BNPB. Dana tersebut dialokasikan untuk dana siap pakai atau semacam dana taktis. Dana ini digunakan sebagai dana operasional penanganan bencana. Selain dana, BPBD Banyuwangi juga mendapatkan beberapa peralatan pendukung penanganan bencana.
“Peralatan yang didapatkan ada tenda, dapur umum, kemudian peralatan seperti mesin perahu,” pungkasnya.(*)